Poin ini dianggap penting, karena sangat mempengaruhi tes kognitif.
“Tes kognitif itu fungsinya memahami, bagaimana dia (pengendara) mengambil keputusan nanti saat di jalan. Nah, untuk pengendara di bawah umur yang emosinya belum stabil, pasti lemah di poin ini” kata Riyan.
Berdasarkan pengamatannya, Riyan menyimpulkan jika pengambilan keputusan pengendara di bawah umur tidak didasari logika dan kepala dingin, namun sikap impulsif dan tergesa-gesa.
Atas dasar itulah, Riyan menegaskan jika kemampuan teknik seseorang tidak boleh dijadikan penentu kelayakan berkendara.
Walau seseorang mahir menunggangi kendaraan, jika usianya belum mencapai batas syarat dan mentalnya dianggap belum siap, maka dianggap tidak boleh berkendara.
“Mental itu faktor nomor satu untuk layak-tidaknya berkendara, bukan teknik,” katanya.
Baca Juga: Arahan Pak Kapolri, Sanksi Pencabutan SIM Sudah Masuk Tahap Ini