Apabila jumlah penumpang banyak, maka upah yang diberikan juga bertambah.
Abie mengatakan, biasanya uang yang diberikan dari PO ke sopir bus pertama disebut uang bekal.
"Beda dengan kru bus AKAP di lintas pulau Jawa yang mereka pasti dapat gaji bulanan atau hitungannya per PP (pulang - pergi), dan di bayar oleh perusahaan," ucapnya.
"Kalau upah kru bus AKAP di Sumatera itu beda, perusahaan akan percayakan ke sopir bus pertama berupa uang bekal," bebernya.
"Uang itu termasuk untuk BBM, tol, terminal dan biaya penyebrangan kapal dan," kata Abie.
Abie menjelaskan, mayoritas bus AKAP di jalur Sumatera masih mengandalkan sistem setoran.
Misalnya pada hari tersebut ada delapan orang penumpang yang naik bus, lalu pada kesepakatan awal bus harus menyetorkan uang hasil penjualan tiket dari empat orang penumpang ke PO.
Nantinya untuk penjualan tiket penumpang sisanya akan menjadi upah yang diterima sopir untuk di bagikan ke kru.
"Jadi ada uang bekal dan juga ada uang komisi dari bagi hasil penjualan tiket yang terjual. Besarannya tidak tentu, tergantung jumlah penumpang," kata Abie.
Baca Juga: Jalur Ini Bikin Sopir Truk Mikir-mikir Kalau Kirim Barang, Jam Terbang Penting