Otomotifnet.com - Minyak kayu putih yang dicampur bensin disebut-sebut bisa bikin irit BBM.
Dengan kata lain, minyak kayu putih bisa menjadi aditif BBM.
Tapi apakah benar begitu? Lebih baik simak penjelasan Muhammad Fuad, Peneliti Balai Pengujian Minyak dan gas Bumi Lemigas.
Fuad membeberkan sejumlah fakta kalau minyak kayu putih sebagai aditif bensin dilansir dari keterangan resmi yang diterima tim redaksi, (19/10/23).
Fakta 1: Energi Kalor Tinggi
Menurut Fuad, energi kalor minyak kayu putih relatif tinggi.
Energi kalor sendiri merupakan ukuran energi atau panas yang dihasilkan pada saat terjadi pembakaran (combustion).
Bahkan untuk minyak jenis kayu putih ini ,kandungan energi kalor per liter nya, relatif lebih besar dibandingkan bensin.
Energi kalor tinggi ini ditunjang oleh kandungan utama minyak ini yakni senyawa hidrokaron (mirip bensin) dan oksigenat (mirip alcohol).
Fakta 2: Sifat Kelarutan Pada BBM
Minyak kayu putih memiliki sifat Lipofilik, yakni mudah larut dan bercampur dengan baik dengan BBM.
Sifat ini mendukung aplikasi aditif dalam menunjang peningkatan mutu bbm.
Fakta 3: Sebagai Octane Booster
Sanyawa Oksigenat pada minyak kayu putih dapat berperan sebagai peningkat angka oktan (Octane Booster) pada bensin.
Berdasarkan studi penelitian di Jepang, kandungan oksigenat sejenis dengan minyak kayu putih, berpengaruh positif pada peningkatan angka oktan.
Lalu pada bahan bakar solar, minyak jenis ini dapat meningkatkan stabilitas bahan bakar.
Artinya bila disimpan lama di tangki misalnya, relatif tidak banyak berubah mutunya.
Fakta 4: Mengurangi Emisi Gas buang
Seperti peran oksigenat, minyak kayu putih memiliki sifat membersihkan kerak dan endapan pada BBM dan juga komponen mesin.
Selain itu, beberapa penelitian membuktikan bahwa minyak kayu putih dapat menurunkan emisi partikulat hidrokarbon, dan opasitas asap knalpot.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya senyawa oksigenat yang membuat pembakaran menjadi lebih sempurna.
Fakta 5: Mutu dan Komposisi Minyak Kayu Putih Bervariasi
Mutu dan kandungan senyawa minyak kayu putih berbeda-beda, tergantung lokasi atau daerah tanaman dan produsennya.
Oleh sebab itu, pemakaian minyak kayu putih di pasaran, sebagai aditif bensin, cenderung memberikan dampak dan hasil kinerja mesin berbeda-beda.
Perbedaannya terletak pada kandungan senyawa utama, yakni senyawa hidrokarbon dan oksigenat.
Kalau komposisi hidrokarbon lebih banyak, energi kalornya bisa lebih besar dan sebaliknya.
Sedangkan kalau senyawa oksigenat sedikit, efek Octane Booster cenderung kurang efektif.
Fakta 6: Dapat Digunakan Sebagai Aditif Bensin ataupun Solar
Minyak kayu putih selain memiliki nilai kalor tinggi, juga memiliki sifat tidak kental dan lebih encer dibandingkan solar.
Sifat ini memiliki keuntungan dalam membantu laju alir bahan bakar solar pada sistem injeksi.
Selain itu juga dapat menjaga stabilitas bahan bakar solar.
Fakta 7: Belum Teruji sebagai pengirit BBM secara signifikan.
Minyak kayu putih komposisi utamanya dominan senyawa oksigenat.
Efek senyawa oksigenat pada mcampuran bensin cenderung memberikan efek lebih boros konsumsi BBM.
Kalau pun ada, penghematan BBM tidak signifikan.
Maka klaim, minyak kayu putih dapat membuat irit BBM secara signifikan belum teruji benar.
Diperlukan uji yang lebih sahih : uji Lapangan (uji dalam kota dan luar kota), misalnya dengan metoda uji R101.
Fakta 8: Lebih Direkomendasikan Minyak Ekaliptus
Komposisi dan sifat karakteristik minyak Ekaliptus mirip dengan minyak kayu putih, namun dengan kandungan oksigenat lebih tinggi.
Kandungan oksigenat ekaliptus efektif meningkatkan angka oktan pada bensin.
Minyak jenis ini juga mudah didapatkan dipasaran Indonesia sebagai aroma terapi pengobatan.
Terkadang ada juga yang dijual dipasaran dengan dicampur minyak kayu putih.
Baca Juga: Bensin Campur Minyak Kayu Putih Bikin Emisi Gas Buang Turun? Begini Hasil Uji Labnya