Otomotifnet.com - Hampir semua bus besar sudah memakai sistem pengereman angin.
Sistem pengeremannya menggunakan kompresor untuk mengambil dan menekan udara dari luar.
Setelah terkumpul akan disimpan di tangki udara.
Kompresor udara untuk sistem pengereman ini tersambung dengan mesin bus.
Jadi jika mesin bus dimatikan, kompresor tidak menyuplai udara ke dalam tangki.
Lalu apakah ketika mesin dimatikan, bus tidak bisa mengerem?
Melansir Kompas.com, beberapa waktu lalu Werry Yulianto, Export Manager dari Karoseri Laksana mengatakan, rem bus akan tetap bekerja selama masih ada udara pada tangkinya.
"Kalau mesin bus mati, rem masih bisa digunakan selama masih ada udara di tangkinya. Kalau di tangki udaranya habis, enggak bisa mengerem, untuk melihat ada atau tidaknya udara pada tangki, bisa mengecek lewat indikator yang ada di dasbor," kata Werry beberapa waktu lalu.
Kompresor untuk rem bus memiliki pressure regulator yang mengatur masuk tidaknya udara ke dalam tangki ketika tekanannya sudah maksimal.
Jika tekanannya sudah maksimal, secara otomatis tangki udara akan mengeluarkan sedikit anginnya.
Oleh itu, ketika bus mengerem, sering terdengar suara mendesis seperti angin yang kencang dari kendaraan tersebut.
Jika tekanannya kurang dari 740 KPa, kompresor akan kembali mengisi tangki udara sampai stabil.
Rem angin adalah sistem pegereman yang memanfaatkan energi angin sebagai media penekan kampas rem.
Berbeda dengan rem hidroulis, energi tekan pada kampas rem tidak secara langsung diperoleh dari pedal yang ditekan oleh kaki pengemudi.
Namun, dari udara yang memiliki tekanan tinggi.
Baca Juga: Tengok Kecelakaan di Tol Cipularang, Berawal Dump Truck Bablas, Rem Truk Harusnya Minim Ngeblong?