Jakarta - Tentunya duo All New Honda CB150R dan New Honda Sonic 150R dibekali teknologi yang tak diusung oleh mesin generasi sebelumnya.
Tak hanya di sektor mesin, sistem kelistrikan pun mengalami berbagai penyempurnaan. Mau tahu apa saja teknologi yang diusung? Yuk... •
Pengisian hanya 1 phase dan pakai inti elektromagnet
KELISTRIKAN
Penggunaan lampu LED mengurangi konsumsi listrik, makanya sistem pengisian diturunkan.
Pengisian hanya 1 phase dan pakai inti elektromagnet
KELISTRIKAN
Penggunaan lampu LED mengurangi konsumsi listrik, makanya sistem pengisian diturunkan.
“Sekarang hanya 1 phase dan pakai 12 lilitan saja pada spulnya, akinya juga cuma 5 Ah,” terang Edhi yang berkantor di Sunter, Jakut ini. Konsumsi listrik LED memang sangat irit, contoh sein hanya 2,5 watt dan lampu rem 0,8 watt.
Pada kiprok kini dibekali 2 buah kapasitor yang dibikin menyatu, fungsinya sebagai back up jika aki drop. CB150R lama sudah ada kapasitor, namun 1 buah dan terpisah dari kiprok.
Masih untuk meningkatkan efisiensi, sektor pengisian pun dirombak.
Kini pakai kutub di spul yang dilengkapi inti elektromagnet (versi lama pakai SP plate steel), karakternya tak memerlukan induksi yang besar untuk menghasilkan listrik yang sama, hasilnya putaran mesin lebih ringan.
Kapasitor jadi satu dengan kiprok. Jadi back-up saat aki tekor
Kapasitor jadi satu dengan kiprok. Jadi back-up saat aki tekor
SISTEM INJEKSI
Sistem injeksi yang disematkan Honda pada All New CB150R StreetFire berbeda dengan generasi sebelumnya. Pertama putaran stasioner tak lagi disetel manual.
“Untuk pengaturan stasioner sudah otomatis karena ada IACV atau idle air control valve, yang lama disetel manual pakai obeng,” terang Sarwono Edhi. Stasioner CB150R ini akan diatur oleh ECM di kisaran 1.500 ±100 rpm.
Sementara pada sektor pembuangan ada sensor O2, yang tugasnya memastikan perbandingan udara dan bensin yang dipasok ke dalam silinder komposisinya pas, sehingga emisi gas buang bisa ditekan.
Sementara pada sektor pembuangan ada sensor O2, yang tugasnya memastikan perbandingan udara dan bensin yang dipasok ke dalam silinder komposisinya pas, sehingga emisi gas buang bisa ditekan.
Langkah ini tentunya juga agar bisa lolos Euro3.
Untuk sensor, keseluruhan ada 7 buah. Yaitu MAP (Manifold Absolute Pressure) untuk membaca tekanan udara di throttle body, IAT (Intake Air Temperature) yang membaca suhu udara di intake, TP (Throttle Position).
Atau sensor yang membaca besarnya bukaan gas, ketiga sensor itu posisinya ada di throttle body yang berdiameter 30 mm.
Berikutnya ada Bank Angle Sensor yang membaca sudut kemiringan, saat jatuh akan mematikan mesin. lalu ada sensor CKP (Crankshaft Position), memberikan input posisi piston.
Berikutnya ada Bank Angle Sensor yang membaca sudut kemiringan, saat jatuh akan mematikan mesin. lalu ada sensor CKP (Crankshaft Position), memberikan input posisi piston.
Kemudian ada sensor ECT (Engine Coolant temperature) yang menginformasikan suhu mesin. Terakhir baru O2 sensor yang membaca hasil pembakaran.
Sebagai otak pengaturan proses pembakaran, ada ECM (Engine Control Module).
Kerjanya menerima input dari sensor-sensor kemudian memerintahkan kapan injektor menyemprotkan bensin dan busi memercikkan api. Oh iya, injektornya kini punya 8 lubang. Dan busi pakai tipe berlapis nickel.
Pakai sensor O2 yang menempel di leher, emisi bisa ditekan
KNALPOT
Untuk menekan emisi gas buang, pakai catalityc converter three way. Dan untuk meredam suara pakai three chamber expansion, termasuk juga penggunaan glasswool pada dinding silincer yang meredam suara akibat getaran di putaran bawah.
Knalpot dengan 3 chamber dan ada glasswool tipis di dindingnya
Pakai sensor O2 yang menempel di leher, emisi bisa ditekan
KNALPOT
Untuk menekan emisi gas buang, pakai catalityc converter three way. Dan untuk meredam suara pakai three chamber expansion, termasuk juga penggunaan glasswool pada dinding silincer yang meredam suara akibat getaran di putaran bawah.
Knalpot dengan 3 chamber dan ada glasswool tipis di dindingnya
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR