Jakarta - Niatan pengembangan mobil nasional bernama Esemka sebelumnya juga bukan kali pertama ini saja. Tercatat sejumlah tokoh dan perusahaan dalam negeri yang ingin merangkul Esemka.
Sebut saja, A. M Hendropriyono bersama perusahaannya PT Adiperkasa Citra Esemka (ACE). Bahkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini berinisiatif menggandeng Proton Sdn, Bhd selaku pabrikan mobil Proton Malaysia.
Tak selesai sampai disitu, Esemka juga dilirik oleh PT Garansindo Inter Global (GIG). Melalui CEO-nya, Muhammad Al Abdullah, GIG berniat mengembangkan manufaktur hingga bussiness plan Esemka. Pengalaman dalam bidang pemasaran mobil-mobil premium serta memiliki jaringan bisnis manufaktur di luar negeri, tentu mudah bagi GIG dalam mengakses pasar serta alih teknologi mobil.
Nah, Mumammadiyah sendiri seperti dikutip oleh Reuters tidak alergi terhadap investasi asing. "Kami tidak melawan investasi asing sepanjang ada pembatasan yang jelas keterlibatan mereka pada sektor-sektor ekonomi," terang Anhar.
Namun memang prioritas utama adalah membangun kemandirian dalam memproduksi mobil nasional. "Kami ingin memiliki perusahaan sendiri dan membuat produk untuk kelas menengah bawah," ujar Ndrattuzaman Hosen, salah seorang anggota Dewan Ekonomi Muhammadiyah.
"Bedanya adalah keuntungan kami tidak diambil oleh orang kaya dari luar negeri melainkan tetap berada di dalam negeri dan manfaatnya dinikmati rakyat kami," tambahnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin pun telah bertemu Presiden Jokowi pada Selasa 16/6 di Istana Negara, Jakarta. Bersamaan dengan undangan kepada Presiden menghadiri muktamar yang akan diselenggarakan pada 3-7 Agustus di Makassar.
"Kami pastikan dukungan Muhammadiyah kepada pemerintah dalam memerangi mafia," paparnya. Namun, Din tidak menyinggung adanya pembicaraan tentang Mobnas pada pertemuan tertutup tersebut.
Seperti diketahui, jumlah perguruan tinggi Muhammadiyah sebanyak 172 universitas dan sekolah SMA/SMK 1.143 di seluruh Indonesia (data dihimpun dari situs (www.muhammadiyah.or.id).
Tentunya hal ini menjadi modal dalam mewujudkan kemandirian pengembangan mobil nasional. Belum lagi jika melihat dukungan dari simpatisan yang jumlahnya jutaan orang, pastinya dukungan pasar kian terbuka lebar. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR