Ada dua item yang dinyatakan belum lolos uji, pertama emisi gas buang yang berstandar Euro 2 dan lampu depan yang juga belum memenuhi standar.
Jika kita melihat hasil pengujian dari mobil yang dibuat oleh anak-anak SMK di Solo ini, memang masih di atas ambang batas yang ditentukan.
Nah, biar lebih paham dan jelas, yuk kita bahas hasil pengujian mobil Esemka ini.
Apa Beda Uji Emisi BTMP?
Bedanya sangat jauh. Pada saat servis mobil, pengecekan emisi yang dilakukan adalah pengecekan emisi aktual pada saat stasioner. Alat yang digunakan adalah four gas analyzer yang mampu mendeteksi komposisi gas CO, CO2, O2 dan HC. Atau five gas analyzer yang mampu mendeteksi NOx.
Hasil pemindaian alat ini adalah komposisi gas dalam satuan persen volume. Hasilnya pun berupa emisi sewaktu hanya pada stasioner. Bisa saja mesin digas pada 2.500 rpm, misalnya untuk melihat emisi pada putaran lebih tinggi.
Nah, uji emisi pada BTMP bisa melakukan jauh dari itu. Karena dilakukan sebagai persyaratan memperoleh sertifikat emisi Euro 2. “Saat ini, alat kami mampu menguji sampai standar Euro 4,” ujar Anis Sukmono dari divisi pengujian kendaraan bermotor BTMP.
Pengetesan pun dilakukan sesuai standar. Seperti pengetesan selama 19 menit 40 detik, mobil ditaruh di atas dyno untuk simulasi pengendaraan normal. Baik urban driving maupun extra urban driving dengan kecepatan bervariasi dari 15 dan 30 km/jam sampai kecepatan tinggi 50, 70 hingga 120 km/jam.
Dari situ, gas buang diukur dalam satuan ppm (pack per million). Didapat juga jarak tempuh selama pengujian. Sehingga data sesuai dengan standar Euro 2, yaitu emisi CO 5 gram/km dan emisi HC + NOx 0,7 gram/km. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR