Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Alternatif Pilihan Mobil 1990-an: Nilai sama, Kasta Berbeda!

billy - Sabtu, 17 Desember 2011 | 09:02 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption
 
JAKARTA - Tak disengaja, obrolan dari meja sebelah di sebuah café  terdengar cukup jelas. “Mau ganti mobil lebih nyaman, mending beli besutan anyar sejuta umat apa mobil lawas tetapi kelas premium,” tanya seorang pria kepada temannya.

Tanpa pikir panjang, temannya langsung menjawab spontan, ”Premium lah!” Barangkali percakapan seperti ini selalu ada. Kondisi ini sangat mungkin mengingat sudah banyak mobil anyar dengan banderol terjangkau namun tak bisa dibilang nyaman alias kurang enak dipakai. Ibarat kata, yang penting bisa gelinding, enggak mogokan dan hemat BBM.

Sebaliknya, banyak pula sedan atau MPV second hand kelas premium yang terjangkau bermodal sama. Sebagai ilustrasi saja, apa kandidat mobil senilai Rp 150 juta? Pertanyaan ini sempat terlontar ke para pelaku mobil dream car back to 90s. “Pilihannya banyak baik Jepang hingga Eropa,” papar Dodot dari klub Honda Maestro.

Hal senada terungkap dari komunitas Volvo, Mercedes-Benz atau BMW yang setia dengan sedan bertempat duduk nyaman ‘ala sofa’ ini. “Tinggal sesuaikan kebutuhan saja, Bro!” ujar Denny Kurnianto, ketua NECI (New Eyes Club Indonesia) yang berisikan Mercedes-Benz tipe W210.

No caption
No credit
No caption

 Meski nilainya sama dengan besutan sejuta umat yang baru keluar showroom, tetapi kasta mobil BT90s premium tak tergantikan
Dengan rentang harga Rp 150-160 juta, pastinya sudah bisa membeli mobil Jepang produksi Thailand atau besutan negeri Ginseng dalam kondisi gres. “Tetapi nanti gak ada beda dengan mobil operasional kantor atau taksi,” bisik Denny yang juga doyan motor gede ini.

Mercedes-Benz E320 ‘W210’ bisa jadi contoh nyata. Dibanderol Rp 150-200 juta, varian 6 silinder segaris di bawah seri Avantgarde bermesin V6 sudah pasti bisa dibawa pulang.

Bicara teknologi dan desain, jelas memiliki kualitas di atas mobil anyar sejuta umat manapun. “Jok kulit, airbag, individual AC, electric seat, kabin/bagasi lapang, suspensi empuk dan masih banyak lagi,” terang Dewa Arthur yang pakai Mercedes-Benz C230 W202 keluaran 1998.

Mau merek lain, monggo saja! Masih ada merek seperti BMW, Peugeot, Volvo dari kubu Eropa atau Toyota dan Mitsubishi dari negeri Matahari Terbit. Malah, terkadang tak harus membeli mobil dengan banderol seharga itu.

Bisa saja membeli mobil di bawah Rp 100 juta tetapi dibuat seperti baru dengan modal Rp 50 juta sisanya. “Sebenarnya, sama saja kan?” jelas Kahar yang memodifikasi Honda Maestro 1992 full JDM dan USDM.


 Tak harus membeli mobil baru yang 'kurang' nyaman dan identik dengan operasional kantor selama mobil lawas BT90s bisa dibuat anyar kembali
Bila ditotal-total, nilai Maestro berkelir hitam ini setara dengan Toyota Avanza G 2009 miliknya yang selalu standby di garasi rumah untuk keperluan arisan istri dan antar jemput sekolah sang buah hati.

Menurutnya, meski sedan keluaran Honda tadi tergolong lawas, tetapi memiliki performa bak mobil baru yang notabene jauh lebih enak ketimbang mobil anyar dengan kisaran harga sama. “Kembali ke isi kepala masing-masing deh,” jelas Kahar.

Sesuaikan dengan kebutuhan, tetapi jangan lupakan kasta!  (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa