Awalnya konsep radikal dari Renault GP tersebut berhasil membawa Vitaly Petrov dan Nick Heidfeld mampu mencicipi podium kedua pada 2 seri pertama. Namun seiring musim 2011 berjalan, Renault GP tak mampu mengulang prestasi yang mereka raih dua seri perdana. Hingga akhirnya semakin terpuruk di 10 seri terakhir.
Konsep yang terlalu radikal, dituding menjadi penyebab mereka sulit melakukan perubahan. Apalagi pada pertengahan musim 2011, regulasi tentang pemanfaatan tekanan gas buang saat deselerasi dibatasi hingga 10 persen saja. Belajar dari kegagalan tersebut, Renault GP sepertinya akan menerapkan konsep yang tidak terlalu radikal musim depan. Tapi akan berupaya melakukan kontrol lebih baik.
“Kami tidak akan membuat sesuatu yang terlalu ekstrim. Kami ingin membuat desain yang sesuai dengan regulasi Formula 1 tahun 2012, tapi tetap berada dalam kontrol tim. Kesalahan tahun 2011 membuat tim belajar lebih banyak. Tim Red Bull saja butuh 5 tahun di F1 untuk jadi tim papan atas. Melakukan segala percobaan dan belajar dari kesalahan, buat mereka lebih kompetitif,” papar Eric Boullier, bos tim Renault GP.
Namun jika keputusan tim akhirnya lebih memilih konsep unik dan radikal, maka setiap kru harus dibebaskan memberi ide. Hal ini mungkin dilakukan, jika memang mereka ingin memompa kompetitifitas tim. Terlepas itu berhasil atau tidak. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR