Setelah banyak mengalami pindah tangan kepemilikan, sirkuit ini sekarang dipegang dan dikelola oleh Linfox Group. Pada tahun 2006, sirkuit ini mengalami renovasi yang menghabiskan biaya jutaan dollar. Selain perbaikan, Linfox juga menambahkan trek untuk balap karting.
Setelah sirkuit Assen, Phillip Island merupakan sirkuit dengan average speed terkencang ( 177 km per jam) dalam kalender MotoGP. Hal ini bisa terjadi, karena hampir semua tikungan Phillip Island berkarakter high speed.
Trek lurusnya memang cuma 900 meter dengan total panjang lintasan 4.445 meter. Namun ada 6 tikungan yang bisa dilibas dengan kecepatan 180 km per jam. Bahkan 3 diantaranya bisa dilewati dengan kecepatan 200 km per jam! Sebagian besar tikungan memang bisa dilewati menggunakan gigi 4 atau 5.
Hanya ada 2 tikungan low speed di sirkuit ini. Dimana untuk memasukinya harus menggunakan gigi 1 atau 2. Pilihan ban juga sangat penting, mengingat tikungan high speed dapat mempengaruhi daya tahan ban. Memilih ban yang terlalu lembut bisa mengakibatkan kehabisan kompon sebelum pertandingan usai.
Kesulitan di sirkuit ini bertambah karena aspal lintasan yang bergelombang. Jika salah antisipasi di kecepatan tinggi, salah-salah motor bisa terbang cukup tinggi. Sementara kesulitan lain terdapat pada perubahan tiupan angin yang mendadak dan kencang, karena sirkuit ini berada tidak jauh dari di pinggir tebing pantai.
Pembalap yang paling banyak meraup kesuksesan di sirkuit ini masih dipegang oleh Valentino Rossi dengan total 5 kali kemenangan. Kemudian disusul oleh pembalap tuan rumah, Casey Stoner yang mampu meraih kemenangan 4 musim berturut-turut sejak Stoner hengkang ke tim Ducati musim 2007 lalu.
Data sirkuit Philip Island, Australia | |
Nama sirkuit | Philip Island, Australia |
Dibuka | 1956 |
Mulai digunakan | 1989 |
Tanggal balapan | 16 Oktober 2011 |
Panjang sirkuit | 4.448 meter |
Jumlah tikungan | 12 |
Rekor lap tercepat | 1:28:665 detik - Casey Stoner, tahun 2008 |
Pemenang tahun 2010 | Casey Stoner - Ducati Marlboro (MotoGP) |
Editor | : | billy |
KOMENTAR