OTOMOTIFNET - Boleh dibilang, budaya mudik saat lebaran merupakan fenomena terbesar yang ada di Tanah Air. Bagaimana tidak, karena mudik Jakarta enggak lagi hiruk-pikuk. Selama kurang lebih 10 hari, ruas-ruas jalanan di ibukota dibuat lengang alias sepi.
Tentu itu bertolak belakang dengan keseharian jalanan di Jakarta yang sering padat merayap, bahkan si pengguna jalan juga bisa sampai meratap. Mau pagi, siang, atapun malam, di hampir sebagian besar ruas jalan masih terlihat antrean panjang kendaraan.
| Alat berat masih siap siaga |
Naik 15 Persen
Balik lagi ke fenomena mudik. Kementerian Perhubungan RI, memprediksikan adanya peningkatan jumlah arus mudik pada musim lebaran 2010. Peningkatan tersebut berada di kisaran 12-15 % dari angka tahun lalu yang mencapai 16-17 juta orang. Waduuhhh...akeh tenan!
Kenapa mudik saat lebaran masih menjadi fenomena besar? Itu karena penduduk di Indonesia yang mayoritas muslim, membudayakan mudik sebagai kegiatan yang wajib dilakukan tiap tahun. Banyak pemudik yang bilang, Lebaran enggak mudik jadi kurang afdol.
“Memang kapan saja bisa berkujung ke rumah orang tua atau sanak saudara. Namun suasananya akan berbeda bila itu dilakukan saat lebaran,”ucap Yudhi D, warga Depok yang setiap tahun mudik ke Yogyakarta.
Saking besarnya fenomena tersebut, membuat kemacetan yang biasa terlihat di Jakarta jadi pindah ke jalur-jalur yang dipakai sebagai rute mudik. Sebagai contoh, jalur pantai utara (Pantura) setelah keluar tol Cikampek menuju Indramayu sampai ke Cirebon.
Urusan macet, ternyata enggak hanya disebabkan volume kendaraan yang besar saat arus mudik. Namun juga akibat dari infrastruktur (pasar, perempatan dll) dan kondisi jalan yang sepenuhnya belum tertata rapi. Setiap tahun pasti ada saja pengerjaan perbaikan jalan. Tapi anehnya action-nya kok selalu mepet-mepet ya? Emangnya 11 bulan pada ngapain aja?
Volume kendaraan melonjak, jadi pemicu kemacetan | Sibuk bebenah menjelang mudik . |
Masih Berbenah
Dari pantauan Tim OTOMOTIF yang melakukan survey perjalanan mudik dari Jakarta-Semarang-Yogyakarta-Jakarta selama 5 hari (14-18/8), jalan utama jalur mudik di setiap kota di jalur tersebut melakukan pembenahan diri.
Dari keluar tol Cikampek menuju Cirebon, sampai Semarang pengerjaan pengecoran dan pengaspalan baru sampai tambal sulam banyak terlihat. Hal serupa juga terlihat pada jalur Cirebon menuju Yogyakarta.
Khusus di daerah Cirebon yang jadi kota persinggahan pertama pemudik menuju daerah Jawa Tengah, banyak sekali pembenahan yang dilakukan. Di kota yang terkenal dengan makanan khas nasi jamblang ini, selain jalanan masuk dan keluar kota, ruas tol penghubung Cirebon-Brebes (Plumbon-Kanci dan Kanci-Pejagan) juga sedang dalam perbaikan.
“Bila jalanan tersebut tidak segera diperbaiki terutama ruas tol, maka tak ayal jalanan dalam kota akan timbul kemacetan,” ucap Aiptu Sanusi, petugas jaga Polres Cirebon yang ditemui OTOMOTIF.
Sayangnya meski perbaikan diperkirakan selesai pada H-10, namun jalan tol yang jadi alternatif utama keluar dari Cirebon ini juga punya potensi besar terjadi penumpukan kendaraan. OTOMOTIF memrediksikan bila tidak diatur secara saksama, pintu keluar tol tersebut yang jadi titik rawan macet.
Jalur lain keluar dari Cirebon via Kanci, juga setali tiga uang alias sama saja akan macet. Utamanya akan terjadi di seputaran daerah Gebang. Pembangunan flyover (jalan layang) sejak November 2009 yang belum kelar (bahkan tidak juga akan selesai dalam waktu dekat ini) plus pasar tumpah dipastikan bukan jadi jalur alternatif pilihan buat pemudik yang menggunakan mobil.
Pemandangan yan sama juga akan Anda lihat di jalur menuju Semarang. Di sini perbaikan yang cukup besar terlihat pada pertigaan setelah Alas Roban menuju Weleri. Alat berat dan pengerjaan siang malam masih dilakukan, untuk mengejar selesai H-10.
Penambalan lobang pada beberapa titik sepanjang 28 km di daerah Prupuk, Tegal juga dilakukan. Menurut Slamet yang jadi mandor, proyek pada jalur utama menuju Yogyakarta via Purwokerto ini, ditargetkan dapat selesai pada 10 hari sebelum Lebaran.
Lepas dari Purwokerto bablas ke Yogyakarta, jalanan relatif aman. Namun tetap perlu diwaspadai, terutama ruas jalan di daerah Purworejo yang bergelombang dan berlubang. Alternatifnya bisa lewat dalam jalan dalam kota daerah tersebut.
Masih banyaknya daerah rawan macet dan jalur yang diperkirakan bisa selesai pada H-10 (atau juga ada yang tidak selesai), membuat pemudik harus punya strategi yang matang. Mulai dari pemilihan jalur mudik sampai penentuan jalur-jalur alternatif. Tak hanya itu, penentuan kapan dan dimana Anda beristirahat juga akan menjadikan mudik tahun ini lebih menyenangkan.
Penulis/Foto: Oct / Salim
Editor | : | Editor |
KOMENTAR