Kalau pernah berpikir mobil anda nyaman, think again setelah mencoba limusin yang satu ini
Jakarta - Sudah dua tahun setelah debutnya di Indonesia dan baru kini rival terberatnya muncul, seharusnya sedan berkode bodi W222 ini tidak memiliki kesempatan kan?
Salah besar. Di luar dugaan Mercedes-Benz S 400 L Exclusive, limusin pendek ini ternyata masih menunjukkan mengapa ia selalu menjadi benchmark bila berbicara soal sedan mewah. Kenyamanan tidak tertandingi dan penampilan majestic. masih jadi alasan utama para konglomerat yang selalu ingin duduk di belakang selama perjalanan. Namun ketika mobil seharga di atas Rp 2 miliar ini dirakit di dalam negeri, apakah ada pengurangan build quality? Bagaimana soal fiturnya? Masih pantas kah ketika Presiden Indonesia harus duduk di jok belakangnya? Baca lengkapnya di bawah ini ya. . (otomotifnet.com)
DIMENSI
Ketika sebuah sedan memiliki dimensi lebih panjang 1 cm dibanding MPV Hyundai H-1 yang bisa memuat hingga 12 penumpang, pasti terbayang sedan ini benar-benar raksasa. Wajar, pasar Indonesia memang hanya kedapatan versi long wheelbase. Lebar yang mengalahkan Toyota Alphard 0,5 cm, juga dijamin terasa merepotkan ketika melewati jalan sempit. Pun hal ini makin dipersulit ketika parkir karena hanya ada kamera mundur, bukan empat kamera.
Namun efek paling positif dari wheelbase melebihi 3,1 meter terasa ketika masuk ke belakang. Sepanjang apapun lutut sang direktur, sudah pasti tidak akan mentok jok depan karena ada jarak sekitar 35 cm dari ujung jok. Kalau terasa kurang pun, tinggal memencet tombol di door trim kiri belakang untuk memajukan jok penumpang depan hingga mentok dan memberikan ruang yang jauh lebih lega lagi.
FITUR
Biar kami jelaskan seberapa canggih sedan hampir sepanjang 5,2 m ini. Ketika pintu dibuka, dudukan seat belt otomatis naik keluar secara elektrik. Menutup pintu tidak perlu dibanting karena akan tersedot secara elektrik. Kemudian saat mesin dinyalakan, jok dan setir akan kembali secara elektrik ke pengaturan yang sudah disimpan di memori.
Saat sabuk pengaman dipakai, belt-nya otomatis mengencang untuk memastikan sudah terpasang dengan benar. Kemudian jika wiper diaktifkan, fitur bernama Magic Vision Control menyemprotkan airnya dari sepanjang permukaan wiper agar semprotannya lebih rata. Layar head unit dan spidometer sudah full LCD TFT 12,3 inci, sehingga informasi yang dapat ditampilkan pun luar biasa banyak. Tombol di konsol tengah dapat menaikkan suspensi udara untuk membuat ground clearance lebih tinggi.
Namun tetap saja, beberapa kekurangannya tetap sulit dibela untuk mobil seharga ini. Sebut saja menyalakan mesin masih harus memutar kunci, karena tombol start/stop engine tidak ada. Fitur Active Parking Assist dan Brake Hold yang cukup sulit dan tanpa petunjuk untuk mengaktifkannya.
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR