Lalu masih pengaturan AC secara detail yang sepertinya butuh gelar sarjana untuk melakukannya. Kemudian absennya fitur massage, kamera 360 derajat dan night vision, hingga fitur safety pintar seperti adaptive cruise control dan auto emergency brake.
KENYAMANAN & HANDLING
Ketika di awal tadi bicara soal bagaimana S-Class W205 mengubah bagaimana suspensi bekerja, maksudnya adalah fitur Magic Body Control yang memanfaatkan stereo camera di belakang spion tengah, untuk membaca kontur jalan beberapa meter ke depan. Kemudian suspensi dipersiapkan terlebih dahulu agar bisa menerima kontur jalan yang siap dihantamnya.
Terdengar sempurna untuk membuat perjalanan nyaman? Memang iya, sampai kami tahu kalau fitur tersebut hanya tersedia ketika membeli varian Maybach di Indonesia. Untungnya, kenyamanan tetap jadi titik terkuat pesaing BMW Seri 7 dan Audi A8 ini. Dengan setting suspensi di mode Comfort, duduk di jok belakang sambil mendengarkan lagu “A Whole New World” dari 24 speaker premium Burmester pun benar-benar menghadirkan sensasi berada di atas karpet terbang.
Tambahkan headrest-nya yang sudah dilengkapi bantal, kemudian nyalakan fitur cooled seats dengan menekan tombol di door trim, tutup sunshade elektrik di samping dan belakang, maka hanya kurang cerutu dan sunroof yang terbuka kacanya (pada S-Class di belakang hanya moonroof) agar berasa seperti bos-bos mafia.
Setiap kontur jalan terserap dengan baik oleh suspensi udara yang digunakan, hampir sempurna bahkan. Namun berat 2 ton untuk sebuah sedan pun tidak bisa bohong, sehingga terkadang terasa sedikit memantul ketika cruising di kecepatan yang sangat tinggi.
Tidak masalah, cukup ganti suspensi ke mode Sport. Pada intinya, mode apapun yang dipakai dan jenis jalan apapun yang dilewati, penumpang dan pengemudi S 400 L ini akan tetap merasa nyaman.
Namun jangan mengharapkan feedback yang sama untuk setir. Mercedes memang tidak berusaha memberikan kesenangan bagi pria di balik setir. Dengan start selalu di gigi dua untuk seamless drive, setir palang dua yang tetap ringan di mode apapun dan rasa mengemudikan mobil yang sangat panjang dan lebar sepertinya didesain untuk memberi pleasure untuk penumpang di belakang.
PERFORMA & KONSUMSI
Pelan karena gambot? Sudah pasti tidak berlaku untuk yang satu ini. Ya, boleh saja akselerasi dimulai dari gigi dua agar lajunya lebih halus, tetapi injak pedal gas hingga pol, mesin V6 berkapasitas 2.996 cc dengan turbocharger ini akan langsung bangun. Perpindahan gigi yang tadinya silky smooth jadi terasa tanpa jeda, throttle menjadi responsif dan 100 km/jam pun diraih dalam 6,4 detik saja. Bila selalu ingin merasakan sensasi di atas terus-terusan, cukup masukan mode mesin (di atas mode suspensi) ke S.
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR