Jakarta – Honda baru saja meluncurkan Honda Jazz Facelift di Malaysia.
Kendati wajahnya tak berubah terlalu signifikan, mobil ini justru dibekali dengan berbagai teknologi baru.
Hatchback andalan Honda ini masih menggunakan mesin berkapasitas 1.500 cc yang kini jadi DOHC i-VTEC hybrid.
Makanya, tenaga normalnya yang sebesar 120 dk, naik jadi 137 dk, dan torsinya sebesar 160 Nm.
Mesin tersebut dikombinasikan dengan transmisi DCT 7 percepatan, yang oleh Honda dinamai Sport Hybrid Intelligent Dual Clutch Drive (i-DCD).
Dikutip dari world.honda.com, transmisi ini mempunyai internal motor output yang tinggi, dan IPU (Intelligent Power Unit) dengan internal lithium ion baterai yang mampu menghasilkan konsumsi BBM sebesar 36,4 km/l. Catatan tersebut membuat Honda Jazz menjadi mobil hybrid teririt di Jepang.
Electric servo braking system dapat meningkatkan efisiensi, sementara kompresor elektrik sepenuhnya bertugas untuk mengurangi beban kerja mesin.
Maka itu, sistem ini diklaim mampu menghemat konsumsi BBM hingga lebih dari 35%.
Kembali ke masalah transmisinya, DCT sendiri merupakan kepanjangan dari Dual Clutch Transmission.
Ya, Honda Jazz Facelift ini menggunakan transmisi 7 percepatan berteknologi kopling ganda.
Transmisi ini diklaim minim power loss dan mampu berakselerasi dengan kuat.
DCT ini dikombinasikan dengan motor listrik dan diletakkan di ujung transmisi.
Fungsi lain dari DCT adalah untuk mengontrol hubungan antara mesin dan listrik.
Sistem kerja kopling ganda ini adalah, satu kopling bekerja ketika berada di posisi gigi ganjil, dan satunya lagi akan bekerja pada saat gigi berada di posisi genap.
Dengan sistem kerja tersebut, transmisi ini diklaim memiliki perpindahan yang sigap, minim power loss, mampu meningkatkan efisiensi BBM dan memiliki respons berkendara yang tajam dan natural.
Honda Jazz Facelift memiliki tiga mode berkendara.
Dengan adanya SPORT Hybrid i-DCD, maka sistem ini bisa memilih sendiri mode berkendara yang sesuai dengan kondisi jalanan.
Pada kondisi jalan stop and go atau saat sedang cruising di kecepatan rendah, mode EV Drive akan aktif untuk mendapatkan efisiensi maksimal.
Jika kita ingin berakselerasi, mode Hybrid Drive akan aktif.
Pada saat mode ini aktif, respons mesin akan lebih terasa.
Tenaga yang dihasilkan pada mode ini didapat dari kombinasi antara tenaga motor listrik dan mesin.
Sedangkan jika kita berkendara dalam kecepatan tinggi, Engine Drive Mode bakal aktif.
Di sini, komputer dengan sendirinya memaksimalkan penggunaan mesin.
Secara garis besar, keistimewaan Sport Hybrid i-DCD adalah ia dapat menentukan mode yang paling efisien bukan hanya demi mengejar kehematan konsumsi BBM dan tenaga, tapi juga untuk mengisi kembali daya baterai.
Pada saat proses pengisian ulang daya baterai, kopling ‘memisahkan’ diri dari mesin selama proses deselerasi, dan secara efisien mengkonversi tenaga kinetik menjadi elektrik. (Otomotifnet.com/Nugie)
Editor | : |
KOMENTAR