Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Lihat Dari Dekat Modifikasi Honda CBR1000RR SP2 Balap Ketahanan 8 Jam, Dibekali HRC Kit

Parwata - Sabtu, 19 Agustus 2017 | 06:21 WIB
No caption
No credit
No caption

Jakarta - Tahun ini di Suzuka 8 Hours Endurance Race, Dimas Ekky Pratama dan dua rekannya, Zaqhwan Zaidi dan Rattaphong Willairot dari Satu Hati Honda Team Asia mendapat tunggangan baru.

Apalagi kalau bukan CBR1000RR SP2, superbike anyar keluaran 2017.

Agar kompetitif, motor ini tidak dibiarkan standar tapi sudah dipasangi racing kit dari Honda Racing Coorporation (HRC). Mulai dari Electronic Control Unit (ECU), knalpot sampai noken as HRC diandalkan.

No caption
No credit
No caption

“Sama seperti tahun lalu untuk engine pakai HRC kit, tapi sedikit diturunkan untuk durability. Sedang suspensi masih pakai Showa,” beber Dimas Ekky sambil merinci beberapa kelebihan dibanding motornya tahun lalu.

“Motor baru ini handling-nya lebih ringan, jadi mudah menikung lebih dalam. Selain itu performanya juga ada improve sedikit dibanding tahun lalu,” beber pembalap asal Depok, Jawa Barat ini

Meski begitu, spesifikasi motor Dimas ini diyakini belum setara dengan tim-tim factory. “Beberapa tim ada yang pakai pengapian Magneti Marelli, bisa pasang traction control sampai anti wheelie, jadi keluar tikungan bisa lebih mudah dan cepat,” bisik Dimas.

No caption
No credit
No caption

“Suspensi juga beda, mereka pakai Ohlins,” sambungnya.

Dengan kondisi ini, skill Dimas dan dua rider lainnya justru lebih diuji. Buktinya pencapaian tiga pembalap Asia ini masih berada di barisan depan. Mereka mampu masuk 10 besar di sesi kualifikasi. 

Kemudian, sempat berada di posisi 5 meski harus turun posisi karena harus masuk pit gara-gara kerusakan lampu belakang dan akhirnya finish di urutan ke 8.  

"Positifnya kami membuktikan bisa capai target, fight di posisi lima besar," bangga Dimas. 

Tahun depan harus lebih baik!  (Otomotifnet.com )

No caption
No credit
No caption

Tangki Lebih Besar

Tangki bensin motor endurance race ternyata enggak standar. Pertama kapasitasnya, dari 16 liter jadi 24 liter.

“Ini custom dari TSR, coba jejerin saja sama yang standar pasti lebih besar,” beber Dimas.

Yang kedua, tutup tangkinya ada dua lubang besar banget. Ada fungsinya nih, “Saat bensin masuk akan mendorong udara di dalam tangki, nah lubang yang kedua untuk keluar udara tersebut," jelas Anggono Iriawan.

"Sehingga proses pengisian bensin bisa sangat cepat,” sambung pria ramah yang menjabat Senior Manager Safety Riding & Motorsports Departement PT Astra Honda Motor (AHM).

No caption
No credit
No caption

Disc Brake Beda Warna

Cakram depannya beda warna antara yang kiri dan kanan. Kanan warnanya biru sedang yang kiri merah. Apa fungsinya?

"Agar saat pemasangan di pit stop enggak terbalik," terang Prayogi Wicaksono alias Subur, salah satu mekanik sekaligus kru pit dari Indonesia.

Tentunya pemasangan ban disesuaikan dengan arah perputaran ban dan pelek. Makanya tidak boleh terbalik.

Saat memegang roda depan, sebagai patokan tangan kanan memegang sisi dengan cakram biru sedang yang tangan kiri memegang cakram warna merah.

No caption
No credit
No caption

Lampu Full Led

Lampu depan wajib terpasang karena balapan selama 8 jam ini finish di malam hari, begitu juga dengan lampu belakang dan nomor start yang juga bisa menyala. Semua lampunya sudah pakai LED.

Di beberapa menit terakhir jelang finish, saat sedang berada di posisi 5, salah satu dari lampu belakang motor ini mati.

Mau tidak mau harus masuk pit untuk melakukan perbaikan, posisinya pun turun ke 9, beruntung bisa fight dan naik satu peringkat finish di posisi 8.

"Lampu harus diperbaiki, kalau enggak malah terancam sanksi," jelas Anggono. 

No caption
No credit
No caption

Bukan Full Setingan Dimas

Dari tiga pembalap, siapa yang dijadikan patokan dalam menyeting motor. Ternyata bukan Dimas Ekky lho!

“Pernah dicoba, pakai setingan riding position dan suspensi saya.  Saya dapat time bagus tapi yang lain malah jelek.

Karena duduknya enggak nyaman ya, kalau saya kan setangnya lebih ke depan hehe..,” kekeh Dimas yang memiliki postur paling bongsor, di antara ketiga pembalap ini.

“Akhirnya pakai setingan Zaqhwan dan Rattaphong, mereka dapat time bagus, dan saya juga bisa masih bisa dapat time bagus,” jelasnya. 

No caption
No credit
No caption
Rem full set disupport Nissin

Curi Ilmu Dari Pembalap Top

"Spesialnya Suzuka 8 Hours dibanding dengan Endurance Race (EWC) lainnya adalah berkumpul rider top dunia baik dari MotoGP maupun WSBK," beber Anggono Iriawan.

Hal ini juga yang menjadi pertimbangan PT AHM untuk konsisten menurunkan pembalapnya di Suzuka 8 Hours Endurance Race. 

"Mengikuti kejuaraan level dunia tujuannya meningkatan skill, mental serta mendapatkan kesempatan menunjukan kompetensi," ungkap Anggono.

Hal itu diakui langsung oleh Dimas Ekky, "Di sini banyak wild card rider top. Bisa curi ilmu, mengikuti langsung dan melihat cara mereka bawa superbike. Kalau lihat dari kamera kan biasa saja membandingkannya susah," ungkap Dimas.

Quick Shifter bikin pindah gigi gak perlu tarik kopling

Data Modifikasi
ECU : HRC
Knalpot : HRC
Suspensi depan : Showa K05B
Suspensi belakang : Showa TRD-23
Clutch : FCC
Disc Brake : Yutaka
Brake system : Nissin
Pelek : Gale Speed - 17'
Ban : Bridgestone
Data logger : 2D

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa