Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Salah Kaprah Modifikasi Busi, Ini Akibatnya Yang Bakal Terjadi

Parwata - Rabu, 22 November 2017 | 10:00 WIB
Ilustrasi Salah Kaprah Modifikasi Busi
Dic/otomotifnet
Ilustrasi Salah Kaprah Modifikasi Busi

Otomotfnet.com - Dari dulu hingga sekarang, modifikasi bagian elektroda ground pada pemantik api di ruang bakar alias busi, masih kerap dilakukan.

Demi meningkatkan performa mesin, ada yang mengakalinya dengan cara memodifikasi busi

Mungkin Anda pernah dengar trik membuat ujung elektroda ground busi jadi bercabang.

Trik ini dari zaman dulu ini meniru desain elektroda ground dari salah satu merek busi.

Konon efeknya bisa membuat loncatan jadi ikutan bercabang, sehingga pembakaran di ruang bakar jadi lebih sempurna.

Namun pada kenyataannya dari hasil penelitian yang OTOMOTIF lakukan, loncatan api tetap hanya satu titik, alias tidak bercabang seperti yang disangkakan.

Loncatan api dari center elektroda, akan mencari titik terdekat dari elektroda ground-nya.

Nah, belakangan muncul lagi trik mengubah elektroda ground, dengan cara dipotong beberapa millimeter.

Katanya, juga bisa membuat performa mesin jadi lebih bagus. Apa iya?

Menurut Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia dalam surat elektronik yang dikirim ke redaksi, proses perkembangan teknologi busi, sangat dipengaruhi oleh efek quenching.

Di mana bentuk elektroda dan fitur yang diusung, sangat mempengaruhi kinerja busi dalam menjalankan proses pengapian.

Pada dasarnya, lanjut Diko, bentuk elektroda busi sangat beragam sesuai dengan kebutuhannya.

Nah, ubahan yang kerap dilakukan, yaitu busi standar dibentuk menyerupai busi tipe lain dengan cara melakukan pemotongan pada bagian ground elektrodanya.

Efeknya akan seperti apa?, mari kita bahas lebih detail.

Salah Kaprah Modifikasi Busi
Istimewa
Salah Kaprah Modifikasi Busi

Percepat Penyebaran Api

Menurut penjelasan Diko, umumnya tujuan modifikator memangkas bagian elektroda, guna mempercepat proses penyebaran api.

Itu dengan pertimbangan, sesuai prinsip utama teknologi busi, yaitu meredam efek quenching, di mana inti api diharapkan tidak cepat padam pada saat proses pengapian.

Asumsinya, lantaran bentuk dari elektroda dapat menghalangi pertumbuhan inti api pada saat busi bekerja, maka modifikator memotong elektroda ground untuk mempercepat proses penyebaran api tersebut.

Nah, pemangkasan elektroda ground yang dilakukan, posisinya cukup banyak.

Namun saat ini, Diko lebih fokus pada ubahan bagian elektroda ground yang dipangkas dan dibuat sejajar dengan elektroda pusat.

Dengan trik ini, diharapkan pada saat terjadi percikan, munculnya api bisa lebih bebas karena tidak terhalang oleh elektroda.

Dengan kata lain, tujuannya agar tercipta api yang dapat bersentuhan langsung dengan bahan bakar dan udara yang terkompresi tanpa ada hambatan.

Sehingga dapat menekan efek quenching yang terjadi pada elektroda busi.

Tapi, apakah benar dapat mempengaruhi kinerja busi?

Salah Kaprah Modifikasi Busi
Istimewa
Salah Kaprah Modifikasi Busi

Efek Buruk

Pada contoh gambar pemotongan elektroda yang diberikan Diko, posisi awal terbentuknya api mengalami pergeseran menuju sisi kiri, sehingga api menjadi lebih cepat membesar.

“Hal ini akan berpengaruh pada api yang membesar tersebut, dikarenakan efek quenching yang terjadi lebih sedikit diterima oleh masing-masing elektroda.

Sehingga spontanitas akselerasi kendaraan akan terasa mengalami peningkatan akibat perubahan tersebut,” terangnya.

Tapi, lanjut Diko, ada efek buruk yang akan terjadi.

“Dikarenakan terdapat pergeseran titik pengapian, maka percikan listrik yang diterima juga akan mengalami pergeseran.

Hal ini mengakibatkan elektroda yang menerima percikan listrik, jadi tidak fokus dan menyebabkan keausan pada kedua elektroda menjadi tidak merata,” jelasnya lagi.

Hal tersebut akan berpotensi terjadinya penumpukan karbon jadi lebih cepat, yang akan menyebabkan umur pakai busi tidak bisa diprediksi kerusakannya.

Selain itu pertimbangkan bahan.

“Busi standar kan bahannya nickel, yang artinya akan lebih cepat terjadi keausan dibandingkan dengan bahan logam mulia,” tukasnya.

Jadi kesimpulannya, setiap modifikasi yang dilakukan pada busi standar, akan menimbulkan sisi positif dan negatif yang akan timbul.

Dalam kasus ini, busi akan lebih cepat mengalami keausan dikarenakan bahan standar adalah jenis nickel.

“Bila ingin mendapatkan efek dari pengapian yang lebih baik, disarankan pengguna mengganti busi standarnya dengan busi berbahan logam mulia. Contohnya seperti NGK G-Power atau Iridium IX,” tutupnya.

Editor : Iday
Sumber : OTOMOTIF

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa