Motor yang baru dibelinya itu terlebih dahulu harus dimodifikasi dari roda dua menjadi roda tiga. Kegigihan Andika yang hanya lulusan SD ini untuk meningkatkan derajat hidup akhirnya terwujud.
Dia pun mulai bergabung di sebuah perusahaan ojek online pada akhir tahun 2017 lalu.
Andika yang tinggal di rumah kosnya di Jalan Sultan Alauddin 2, Lorong Mamua 5B, setiap hari pergi menuju tempat mangkalnya di Jalan Dr Sam Ratulangi yang berjarak sekitar 3 kilometer.
Di tempat mangkalnya, pangkalan Komunitas GoJek Ratulangi Makassar, Andika bersama teman-temannya menunggu orderan ojek secara online.
Tingkatkan derajat hidup
Setiap hari, Andika hanya mendapat pesanan 2 hingga 3 penumpang. Dengan orderan itu, Andika biasa hanya mengantongi uang Rp 20.000 hingga Rp 40.000 untuk biaya hidup sehari-hari.
Tampaknya Andika bakal sulit mendapat bonus karena nggak bisa memenuhi target 12 pesanan dari perusahaan aplikasi.
Tak jarang, ketika mendapat orderan, calon penumpang membatalkannya setelah melihat kondisi fisik Andika yang cacat.
"Paling sehari-hari hanya 2 sampai 3 orderan. Ya, kalau segitu, biasanya Rp 20.000 sampai Rp 30.000 per hari. Ya cukup tidak cukup, ya dicukupkan untuk biaya makan sehari-hari. Biasa juga, sehari tidak dapat orderan karena kebanyakan penumpang men-cancel orderan. Ya, mau diapa, saya syukuri saja, Pak," kata Andika saat ditemui di pangkalannya, Sabtu (24/2/2018) sore.
Dengan menjadi tukang ojek online, Andika kini bisa lebih berbangga hati karena bisa melepas pekerjaannya sebaga pengamen yang digelutinya selama puluhan tahun.
Editor | : | Joni Lono Mulia |
Sumber | : | http://regional.kompas.com |
KOMENTAR