Lantas jika hujan, banyak area yang tergenang. Bahkan seperti di KM 60 arah Tanjung Priok genangan lama hilang.
"Bahaya aquaplanning apalagi genangan ada di jalur cepat," tambah Nurul, pengendara Vios.
Kualitas jalan tol yang dikelola PT Hutama Karya(Persero) juga dikeluhkan. Misalnya dengan banyaknya lubang di aspal pada KM 62-63 arah Tanjung Priok.
"Jalan berumur 1 tahun sudah banyak lubang di jalur lambat dan cepat," tutur Yana, pengendara Taksi Online.
(BACA JUGA: Fokus Joknya, Honda PCX150 Lokal Bikin Gampang Jatuh Hati)
Minimnya papan petunjuk dan nomor hotline darurat juga belum menjadi perhatian.
Selanjutnya mengenai akses keluar tol. Gerbang keluar dari arah Tanjung Priok juga dibutuhkan untuk mencapai jalan Cakung -Cilincing.
Pasalnya satu pintu keluar yakni Exit Rorotan, belum dirampungkan.
Di lokasi sudah ada sign Exit Semper Timur- Rorotan namun diberi tanda silang.
Begitu juga landasan jalannya keluar yang terputus.
Tahun ini diperkirakan kebutuhan gerbang keluar ini tinggi.
Mengingat selesainya beberapa proyek besar di sekitar lokasi, seperti berdirinya Aeon Mal hingga IKEA di JGC.
Maupun pemukim seperi Metland dan Harapan Indah.
(BACA JUGA: Gak Pake Bore Up, CRF250 Rally Naik Jadi 286cc, Tarikan Makin Ngacir)
Solusi kepadatan di gerbang tol juga harus dikordinasikan antarpengelola.
Paling utama adalah koneksi Tol Akses Priok dengan GT Kebon Bawang yang dikelola PT Citra Marga Nusaphala Persada(CMNP) dan GT Rorotan oleh PT Jalantol Lingkar Luar Jakarta (JLJJ).
"Bayangkan, transaksi di gerbang jauh lebih lama daripada melintas tol sepanjang 11 km itu," tambah Adrian pengendara Toyota Altis.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR