Otomotifnet.com - Teknologi Honda PCX Hybrid sudah dibedah mendalam pada OTOMOTIF.
Meski begitu, pada acara bedah teknologi PCX yang diadakan pekan lalu (16/5), diperoleh beberapa data baru dari motor roda dua hybrid pertama di dunia ini.
Apa saja?
Simak yuk! (Aant/Otomotifnet.com)
Pada PCX Hybrid ini punya 2 buah baterai, yang utama yaitu yang lithium-ion yang tersimpan rapi di ujung belakang bagasi.
Spesifikasinya tertulis 50,4 volt 3,8 Ah 192 Wh buatan Murata, Jepang. Berat 2,6 kg, panjang 205 mm, lebar 134 mm dan tinggi 90 mm.
Usia pakai normalnya hingga kisaran 5 tahun dan akan menurun sampai mati di usia 8 tahun.
Yang bikin tercengang harganya kalau akan ganti baterai lithium-ion ini.
“Kisaran Rp 9 sampai 10 juta,” terang Endro Sutarno, Technical Service Division PT. Astra Honda Motor.
Jadi dengan harga Rp 40 jutaan, yang termahal berarti baterai ini.
Baterai kedua adalah yang biasa tipe lead-acid atau aki kering.
Spesifikasinya hanya 12 volt 3 Ah pakai GTZ4V, lebih kecil dari PCX 150 biasa yang 12 volt 5 Ah.
(BACA JUGA: Gejolak Anak Mudanya Tak Terbendung, Honda CBR150R LED Dipakai Jualan Bakso)
ACG Starter
Komponen yang mengubah energi listrik menjadi gerak di PCX Hybrid ini adalah ACG Starter, yang sebenarnya mirip saat menyalakan mesin.
Yaitu spul yang dikasih listrik sehingga menimbulkan medan magnet, yang mana akan tolak-menolak dengan magnetnya, makanya timbul putaran.
Bedanya agar gerakan yang dihasilkan lebih kuat, maka speknya juga lebih besar dari ACG Starter di PCX 150 biasa, demikian juga pengisiannya karena harus mengisi baterai yang besar.
Di PCX Hybrid kapasitas alternatornya atau saat mengisi mencapai 0,44 kW/5.000 rpm dengan kode part 1A240-K97-T12.
Sementara PCX 150 biasa hanya 0,255 kW/5.000 rpm, kodenya 31220-K97-T01.
(BACA JUGA: Sempat Jadi Omongan, Honda New CB150R Pakai Knalpot CBR250RR Ternyata Ada Versi AHM-nya)
Wire Harness
Pada PCX Hybrid ada 2 buah jenis kabel, yaitu yang tegangan standar dan yang high voltage 48 volt untuk sistem hybrid-nya.
Pembedanya pada warna isolasinya, yang standar pakai hitam sedang yang tegangan tinggi ungu, “Tapi infonya yang versi massal pakai orange, seperti standar Eropa,” terang Endro yang ditemui di kantornya di AHTC, Sunter, Jakut.
Assist Level
Besarnya tenaga instan tambahan yang dihasilkan ACG Starter, sangat tergantung hasil olahan dari PDU (Power Drive Unit), nah masukannya ditentukan oleh mode assist yang dipilih dan besarnya bukaan gas.
Status besarnya assistance (assist) ini ditampilan dalam bentuk bar di spidometer bagian atas.
Ada 5 level assist berdasarkan bukaan gas, yaitu throttle membuka ˂ 10° level 1, 10°-15° level 2, 15°-20° level 3, 20°-35° level 4 dan ˃ 35° level 5.
(BACA JUGA: Kayak Ada Moge-Mogenya, Honda CB150R Streetfire Numpang Lewat, Besok Ganti Model Lagi)
Charge Level
Di sebelah kiri assist level, ada tampilan charge level yang cuma 2 bar, level satu atau dua bar menandakan tingkat pengisian baterai lithium-ion, yang mana tergantung dari kondisi SOC (state of charge).
Level 1 menandakan status pengisian normal dan kondisi mesin hidup stasioner.
Sedang level 2 menandakan pengisian lebih cepat, dalam posisi throttle dalam posisi tertutup penuh dengan SOC 65% atau kurang dan putaran mesin 3.000 rpm atau lebih.
Alat Khusus
Lantaran pakai sistem bertegangan tinggi 48 volt, ketika menangani bagian kelistrikan maka perlu menggunakan peralatan khusus yang didesain tak menghantarkan listrik.
“Agar tidak tersengat,” ucap Endro.
Alat khusus itu meliputi sarung tangan khusus termasuk kunci-kunci yang dilapis plastik.
Dalam proses pengerjaan, juga wajib ditambahkan kartu work in progress, sehingga orang lain tahu bahwa sedang mengerjakan yang berhubungan dengan tegangan tinggi.
(BACA JUGA: Ketipu Lagi, Kirain CBR250RR Didandanin Ducati Panigale, Gak Taunya...)
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR