Otomotifnet.com - Dalam keluarha MAXI Yamaha, Lexi merupakan line-up dengan kapasitas mesin terkeci, yaitu 125 cc.
Meskipun begitu, Lexi tetap mengusung mesin berteknologi Bluecore dan Variable Valve Actuation (VVA).
Maklum, Yamaha Lexi mengambil basis mesin dari Yamaha Aerox namun dengan beberapa penyesuaian.
Salah satu penyesuaiannya adalah putaran mesin saat langsam atau stasioner yang terbilang tinggi dalam kondisi standar, yaitu berkisar di angka 1.500 rpm.
(BACA JUGA: Gak Usah Neko Neko, Yamaha Lexi Cuma Pakai Topeng Jadi Ganteng)
“Karena terbilang baru di pasaran, ada beberapa konsumen yang menanyakan mengapa putaran mesinnya saat langsam lebih tinggi dari motor kebanyakan,” ujar Saiful, Service Advisor Yamaha Deta Ciputat (20/8).
Saiful juga menjelaskan kalau konsumen tidak perlu khawatir karena hal itu sebenarnya normal.
Ia juga tidak menyangkal kalau banyak pemilik Lexi yang meminta untuk menurunkan putaran mesin saat stasioner dengan beragam alasan.
“Dari kami tidak menganjurkan karena khawatir akan mengganggu proses pengisian daya. Efeknya aki cepat tekor,” lengkapnya.
(BACA JUGA: Cara Simpel Hilangkan Getaran di Setang Yamaha Lexi, Tinggal Pasang Om!)
Hal itu justru bisa merugikan karena aki menjadi komponen vital di motor injeksi.
Tanpa sumber daya yang cukup dari aki, motor injeksi bisa tidak dapat berfungsi.
Tentunya stasioner mesin sendiri ditetapkan oleh pabrikan karena sudah melalui berbagai pertimbangan tersendiri.
Besarannya pun berbeda-beda tergantung karakter kerja mesin itu sendiri.
“Nah, seandainya putaran mesin lebih rendah atau di atas standar, sebaiknya disetel kembali sesuai anjuran pabrikan,” tutup Saiful.
Editor | : | Indra Aditya |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR