Jika ingin ditambahkan, harus merogoh kocek lagi sebesar Rp 100 ribu.
Dari segi penjualan, Dani berujar dalam sebulan sedikitnya 100 unit helm terjual.
Tentunya jumlah tersebut saat ini semakin meningkat disebabkan demand yang semakin besar.
Tidak jauh berbeda larisnya dengan helm retro lokal, RSV contohnya.
Sejak diproduksi 2017 awal lalu penjualan helm dengan tampilan klasik tersebut mengalami peningkatan cukup signifikan.
“Awalnya pas produksi masih sepi, karena memang belum banyak yang tahu, tapi saat ini sudah menjadi best seller kedua untuk helm,” ujar Richard Ryan, Direktur Eksekutif RSV Helmet Indonesia.
Richard menyampaikan, penjualan helm retro RSV tidak hanya polos alias batok kepalanya saja.
Melainkan terdapat tambahan aksesoris berupa kaca mata helm dan maskernya.
Harganya sendiri cukup bersaing dengan produksi Zeus, berkisar Rp 520 ribu dengan rincian helm seharga Rp 270 ribu dan goggle mask Rp 250 ribu.
Jika membeli satu paket, disediakan diskon menjadi Rp 435 ribu saja.
Lebih lanjut, ia menjelaskan segmentasi helm retro RSV tidak hanya menyasar pemilik motor klasik saja.
Namun juga kepada seluruh pemilik dengan berbagai model motor, baik skutik hingga motor bebek.
Sementara itu, Store Manager De Ride, gerai helm dan apparel import, Boy Septa Wirawan menambahkan, populernya helm retro tersebut bersamaan dengan kembalinya tren motor klasik di masyarakat.
Saat ini pun pihaknya mulai menjajakan berbagai merk helm retro tersebut.
“Saat ini juga banyak keluaran motor bergaya klasik, tentu pengendara juga ingin mendapatkan style tertentu yang cocok dengan motor mereka,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, banyaknya aksesoris yang melengkapi helm tersebut menambah minat dan nilai jual. SGT/OTOMOTIF
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR