Beberapa tahun silam, lampu High Intensity Discharge (HID) merupakan barang mewah dengan harga yang cukup tinggi.
Namun saat ini, lampu HID telah tersedia berbagai merek dan tipe dengan harga yang cukup terjangkau.
Bahkan banyak pabrikan yang menggunakan HID sebagai lampu standar untuk headlamp.
“Bohlam jenis ini tidak memiliki filamen, namun punya daya terang yang baik.
Cahayanya berasal dari gas Xenon, dengan umur pakai yang diklaim bisa sampai 3.000 jam,” lanjut Jimmy Tjan, Sales Marketing Manager OSRAM Southern ASEAN.
Untuk menyalakan lampu HID, dibutuhkan ballast.
Komponen ini merupakan barang paling vital pada lampu HID, karena berfungsi mengubah arus DC 13,2 V menjadi arus AC dengan tegangan listrik dapat mencapai 23.000 Volt.
Cara kerjanya sepintas mirip seperti pada converter arus DC ke AC, namun ketahanan komponen agar besarnya arus listrik yang dihasilkan tidak mengalami kebocoran dengan efek lanjutannya berupa konsleting kelistrikan mobil.
Tak bisa dipungkiri, tren maupun teknologi LED (Light Emiting Diode) terus berkembang.
Melihat kelebihannya, tak sedikit produsen kendaraan yang menggunakan lampu jenis ini pada produk terbarunya.
Kehadiran LED menambah varian lampu selain HID dan halogen yang meluncur lebih dulu.
Dan seiring perkembangan zaman, LED pun bisa diaplikasikan sebagai lampu rem, sein, kabin bahkan headlamp.
Namun kebanyakan diterapkan sebagai Daytime Running Light (DRL).
“LED memang lebih unggul dalam berbagai aspek. Antara lain hemat energi, ramah lingkungan, usia pakai yang lebih panjang, tahan guncangan, waktu respon yang cepat dan menghasilkan pencahayaan serta warna sinar yang baik,” ujar Jimmy Tjan, Sales Marketing Manager OSRAM Southern ASEAN.
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR