•Bahan.
Produk mur roda aftermarket punya beragam bahan pembuatnya.
“Ada yang baja (steel), alumunium (berbagai macam tipe, salah satunya duralium) dan juga bahan composite (campuran antara kedua bahan yang disebut).
•Baja lebih kuat.
Menurut Deje, dilihat dari kekuatannya, tentu bahan baja (steel) yang paling kuat, namun paling berat.
Yang suka bahan enteng, bisa pilih duralium.
”Sesuaikan kebutuhan saja, yang pengen lebih enteng pakai aluminium. Kalau buat endurance atau daya tahan, saya sarankan baja.”
•Sesuaikan dengan pelek.
Panjang ukuran mur bervariasi, tinggal sesuaikan dengan desain peleknya.
“Kadang kalau peleknya model concave, butuh baut roda yang panjang,” jelas Deje.
Sebagai acuan, mur roda Enkei tersedia dari mulai ukuran 35 mm hingga 50 mm, dengan pilihan ukuran kunci roda 17 mm dan 19 mm.
•Drat mur.
Perhatikan spesifikasi ukuran dratnya.
Setiap pabrikan mobil punya ukuran drat baut yang berbeda.
Biasanya hanya ada dua pilihan, 1,25 mm dan 1,5 mm. Subaru, Suzuki, Nissan dan Infinity misalnya, spek jarak dratnya 1,25 mm. Sedangkan Honda, Toyota, Mazda, Mitsubishi, Ford, KIA menggunakan spek 1.,5 mm. Ingat, jangan sekali-sekali memaksakan mur dipasangkan ke baut dengan jarak drat berbeda.
Bisa merusak drat mur, bahkan drat baut rodanya.
•Floating nut.
Mur roda dengan bentuk floating, biasanya punya bahan composite atau kombinasi antara baja dan alumunium.
Terdiri dari 2 bagian, material baja nempel ke pelek dan bahan alumunium nempel ke kunci roda buat buka mur).
Iwan menambahkan, “Disebut floating nut, karena saat kunci roda diputar, bagian baja yang menempel ke pelek tidak ikut bergerak. Kelebihannya pelek jadi enggak baret kena mur, dan waktu buka murnya lebih cepat.”
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR