Otomotifnet.com - Batch pertama yang masuk Indonesia di akhir 2018 hanya 399 unit, artinya bebek termahal di Indonesia yang dijual Rp 55 juta on the road Jakarta ini memang sangat spesial.
Kesan spesial ini juga langsung OTOMOTIF rasakan saat mengendarai Honda Super Cub C125 milik Safari Motor, yang sudah dikirim duluan dari Astra Honda Motor.
Semuanya istimewa? Enggak juga, meski mahal ada beberapa yang rasanya biasa saja. Apaan tuh? Baca terus ya!
Yup, desainnya memang membawa kita mengenang Honda Super Cub C100 yang lahir tahun 1963, cub atau motor bebek pertama Honda yang menjadi cikal bakal motor bebek di seluruh dunia.
Tapi detailnya memang beda banget, ini sangat modern! Detail rapi dan futuristik seakan tersembunyi di balik desain keseluruhan yang mirip motor tua.
Semua lampunya sudah LED, nyalanya terang dan jauh dari kesan klasik.
Speedometer dan cover setang silver tampak classy, dan di bagian pelek pun pakai palang yang sudah tubeless, seandainya tetap jari-jari pasti lebih keren ya!
Detail kecil seperti emblem, baut penyetel rantai sampai finishing luar mesin terlihat berkelas.
Beda dari bebek kebanyakan yang ada di Tanah Air.
Di bagian buritan, motor ini enggak dilengkapi dengan back rack seperti versi Thailand atau Jepang, jadi sepatbor belakangnya terlihat lebih membulat.
Overall, rasanya lebih cocok jika motor ini dipanggil dengan sebutan retro modern, ketimbang bebek klasik.
Fitur & Teknologi
Harga sudah mahal, gak mungkin biasa saja fiturnya. Kita mulai dari Honda Smart Key.
Oiya rasanya ini bebek pertama yang pakai keyless.
Remotnya ada tiga tombol persis Honda PCX 150. Ada answer back system, alarm dan tombol on-off untuk mengaktifkan dan menonaktifkannya.
Ketika keyless sudah aktif, kenob justru akan menyala lampunya meski posisi kelistrikan masih off, jadi memudahkan melihat posisi kenob.
Ketika kontak on, speedometer menyala, lampu di kenob ini akan mati.
Untuk membuka jok juga gampang banget, dalam jarak terkoneksi keyless-nya tinggal tekan tombol kecil di bawah jok sebelah kiri, otomatis jok langsung terbuka.
Tombol ini persis loh seperti tombol pembuka side dan top box Honda Gold Wing. Wow!
Di bawah jok hanya ada tangki 3,7 liter dan tuas kecil untuk membuka boks tempat penyimpanan aki di sebelah kanan.
Tarik maka penutupnya terbuka dan terlihat di dalamnya ada tool kit yang isinya cuma kunci L, obeng, kunci busi dan alat pencabut sekring.
Lalu speedometer gabungan antara analog dan digital, sayangnya pada penunjuk kecepatan, agak susah dilihat saat riding siang bolong.
Karena posisinya agak masuk ke dalam dan warnanya cenderung krom dan putih.
Sedang panel digitalnya, indikator posisi gigi paling dominan, lalu ada fuelmeter di atas, odometer, tripmeter A dan B juga jam digital di bagian bawah.
Kaki-kakinya pakai pelek die casting buatan Enkei Thailand, lebarnya depan-belakang sama, 1.85x17 dibalut ban 70/90-17 dan 80/90-17.
Remnya depan pakai disc brake dengan satu piston, belakang masih teromol khas bebek klasik Honda.
Riding Position & Handling
Tinggi jok motor ini cukup rendah cuma 780 mm saja, joknya empuk banget dan sayangnya tidak menawarkan keleluasaan saat duduk.
Pasalnya tak terlalu panjang sehingga badan dipaksa condong ke depan, khususnya buat rider yang tingginya di atas 175 cm akan lebih terasa sempit.
Dipadu setangnya rendah dan posisi pijakan kaki yang santai, rasanya mirip banget mengendarai bebek lawas Honda, seperti Honda C50 atau yang lebih dikenal pispot di Indonesia.
Handling dan impresi kaki-kakinya tak ubahnya menunggangi bebek, yang depan suspensi teleskopiknya cukup nyaman namun karena travel suspensinya enggak terlalu panjang, jadi kerap mentok saat melibas polisi tidur.
Dua sokbreker belakangnya sih nyaman, empuk banget tapi cenderung mengayun.
Uniknya, ketika sedang injak rem belakang di jalan bergelombang, tuas rem ikut mengayun juga hehe.. Berasa nostalgia, persis saat naik bebek tua Honda!
Yang baru banget, tentu saja rangkanya.
Enggak lagi model monocoque, itu tuh konstruksi rangka dan bodi jadi satu.
Tapi sekarang pakai rangka tubular biasa layaknya bebek-bebek masa kini.
Semua cover bodinya plastik kecuali sepatbor belakang yang masih besi.
Performa
Secara spesifikasi, mesin Super Cub C125 ini basisnya diambil dari Supra X125, bore x stroke-nya sama, sama-sama pakai piston 52,4 mm dan panjang langkah piston 57,9 mm.
Makanya secara kapasitas mesin juga sama persis, 124,89 cc. Begitu juga dengan rasio kompresinya, sama-sama 9,3:1.
Tapi output powernya beda, ternyata si bebek mahal Super Cub C125 enggak lebih besar dari Supra X 125. Powernya cuma 9,1 dk di 7.500 rpm, sedang Supra X 125 mencapai 9,92 dk di 8.000 rpm.
Namun bicara torsi, giliran Super Cub C125 lebih unggul dengan 9,79 Nm di 5.000 rpm, sedang Supra X 125 cuma 9,30 Nm pada 4.000 rpm.
Perbedaan ini tentunya berkaitan dengan seting ECU yang berbeda di antara kedua motor ini.
Secara standar emisi Super Cub C125 juga sudah lebih baik karena lolos standar Euro 4.
Makanya kalau diperhatikan, leher knalpotnya kecil meliuk dan memiliki catalytic converter.
Sedang impresinya saat dipakai riding, tenaganya terasa linear dan tidak terlalu menyentak sejak putaran bawah sampai ke atas.
Di gigi 4, karakternya overdrive sehingga putaran mesin malah drop tentunya untuk menghemat bahan bakar.
Menariknya, saat pindah gigi, terasa sangat halus sekali.
Apalagi karet footstep-nya empuk dan punya tuas pemindah gigi yang lebar. Mantap.
Tertarik bernostalgia juga? Segera saja inden ke dealer Honda Wing! Popo / OTOMOTIF
Data Spesifikasi:
Tipe mesin : Pendinginan Udara, SOHC 4 langkah
Sistem suplai bahan bakar : Fuel Injection (PGM-FI)
Diameter x langkah : 52,4 x 57,913 mm
Tipe tranmisi : Manual, 4 – kecepatan
Rasio kompresi : 9,3:1
Daya maksimum : 9,1 dk/7.500 rpm
Torsi maksimum : 9,79 Nm/5.000 rpm
Tipe starter : Elektrik
Tipe kopling : Wet, Multiple With Coil Spring
Tipe pendinginan : Pendinginan Udara
Tipe rangka : Back Bone, Steel
Tipe suspensi depan : Teleskopik
Tipe suspensi belakang : Swing arm dengan suspensi ganda
Ukuran ban depan : 70/90-17 M/C 38P (Tubeless)
Ukuran ban belakang : 80/90-17 M/C 50P (Tubeless)
Rem depan : Cakram Hidrolik
Rem belakang : Mechanical Leading Trailing
Sistem pengereman : Teromol
Panjang x lebar x tinggi : 1.910 x 718 x 1.002 mm
Tinggi tempat duduk : 780 mm
Jarak sumbu roda : 1.243 mm
Jarak terendah ke tanah : 136 mm
Curb weight : 107 Kg
Kapasitas tangki bahan bakar : 3,7 liter
Kapasitas minyak pelumas : 0,8 L (Penggantian Periodik)
Tipe baterai atau aki : 12 V – 3 Ah, MF-Wet Type
Sistem pengapian : Full Transisterized, Battery
Tipe busi : NGK CPR6EA-9 / DENSO U20EPR9
Lampu depan : Hi 10,1 W x 1 (LED) , Low 5,1 W x 1 (LED)
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR