Sayangnya, diantara kerumuman itu, banyak juga ibu-ibu yang menggendong anaknya. Berdiri tepat di ujung lintasan. Sangat berbahaya.
Beberapa pereli menyebut, kalau titik itu sangat bahaya dan membuat mereka enggan ambil resiko. Sehingga sering mengurangi kecepatan dari yang semestinya.
Belum lagi berdiri tepat di pinggir lintasan tepat tempat mendarat mobil setelah jumping.
Mereka tidak paham kalau mobil sedang ‘terbang’, tak ada yang bisa dilakukan oleh driver.
Tingkah lainnya, yakni dengan menyiram lintasan dengan air bahkan oli. Sehingga menjadi sangat licin.
Maksudnya, membuat mobil terperosok, sehingga peserta meminta bantuan penduduk untuk mendorong atau mengangkat mobil, mengembalikan ke lintasan.
Ujung-ujungnya sudah bisa ditebak, yakni meminta duit. Untuk bantuan ini, pereli akan ‘ditagih’ mulai dari Rp 150 ribuan hingga mencapai Rp 500 ribuan.
PANITIA
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR