"Problem di kita itu truk dengan tonase besar itu rata-rata usianya tua," ungkapnya.
"Kemudian pengemudinya sering kelelahan karena jarak tempuh atau kejar target. Pasti problemnya melaju mundur, dan itu rata-rata truk," ucapnya.
Sebelum-sebelumnya pemisahan truk dengan tonase besar sudah ada di Tol Cipularang namun hanya sebuah tulisan saja.
Dengan adanya insiden ini seharusnya harus ada pemisah yang tegas bukan hanya melalui tulisan semata.
(Baca Juga: Fortuner dan 19 Kendaraan Lain Teridentifikasi, Ringsek dan Terbakar di Tol Cipularang, Kerugian Rp 2 Miliar!)
Dedi menyarankan, agar adanya pagar pembatas besi untuk memisahkan kendaraan muatan besar dengan kendaraan kecil.
Menurutnya jika imbauan pemisahan jalur hanya melalui tulisan saja pengemudi sering mengacuhkannya.
Dengan peristiwa tabrakan karambol yang melibatkan 21 kendaraan, dan empat kendaraan diantaranya terbakar serta memakan delapan korban jiwa, harusnya menjadi momentum pengelola.
Mereka harus bergerak cepat untuk menghindari kejadian semacam ini agar tidak terjadi lagi ke depannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Eks Bupati Purwakarta: Jalur Truk dan Minibus di Tol Cipularang Harus Dipisah
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR