Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Test Ride Benelli 502C, Performa, Handling hingga Konsumsi Bensin

Antonius Yuliyanto - Selasa, 18 Februari 2020 | 07:00 WIB
Test ride Benelli 502C
Randy/otomotifnet.com
Test ride Benelli 502C

Otomotifnet.com - Setelah menunggu lama sejak peluncurannya di GIIAS 2019 lalu, akhirnya OTOMOTIF berhasil mendapatkan unit tes Benelli 502C.

Di pasar Benelli 502C head to head dengan Honda CMX 500 Rebel, serta secara tak langsung bertemu dengan Kawasaki Vulcan 650.

Ketika pengetesan pas dengan libur akhir tahun, jadi bisa menunggangi 502C berputar-putar mengelilingi Jakarta dan sekitarnya dalam kondisi jalanan yang relatif sepi ditinggal penghuninya liburan ke luar kota.

Nah, bagaimana rasa cruiser yang dibanderol seharga Rp 163 juta on the road DKI Jakarta ini? Simak yuk!

(Baca Juga: First Impression Honda Rebel 2020, Kece pakai Lampu dan Spido Baru)

Desain

Secara desain Benelli 502C memenuhi persyaratan bagi sebuah cruiser.

Jok rendah, footstep forward control, tangki panjang, serta setang yang lebar.

Namun, desainernya secara cerdas memberikan sentuhan yang membuatnya juga terlihat seperti muscle bike.

Tangkinya besar, apalagi kalau dilihat dari sudut pandang pengendara.

Benelli 502C
Randy/otomotifnet.com
Benelli 502C

Kaki serasa memeluk tangki ketika mengendarainya. Sementara ukuran joknya pendek, menyisakan sedikit tempat untuk penumpang.

Hal ini juga membuat tampilannya jadi terlihat padat.

Sok upside down berdiameter as 41 mm bikin penuh di sisi depan.

Ditambah headlamp LED dengan bentuk mengotak dan pipih, tampilan jadi semakin garang.

Knalpot dengan double barrel silencer melengkapi tampilan 502C, yang sayangnya tampak terlalu kecil jadi kurang imbang dan bentuknya kurang menarik.

Secara keseluruhan kalau diperhatikan bentuknya mirip-mirip dengan Ducati Diavel, hanya dengan ukuran lebih kecil.

Sampai ke sepatbor belakang model floating yang menempel di swing arm. Serta stoplamp vertikal di kanan-kiri juga mirip dengan besutan 1.200 cc tersebut.

Not bad, jadi berasa naik Diavel dengan ukuran yang lebih kompak dan juga harga lebih terjangkau!

Benelli 502C kalau diperhatikan bentuknya mirip-mirip dengan Ducati Diavel
Randy/otomotifnet.com
Benelli 502C kalau diperhatikan bentuknya mirip-mirip dengan Ducati Diavel

Fitur & Teknologi

Spidometer LCD memiliki dua tampilan, background putih ketika siang hari dan otomatis jadi hitam saat malam menjelang ataupun hari mulai gelap.

Di bagian atas panel instrumen terdapat sensor cahaya yang otomatis membaca kondisi hari, terang atau gelap.

Lucunya tak hanya background saja yang berubah. Desain dan letak cluster meternya juga berubah posisi.

Pada panel instrumen berisi spidometer, takometer, odometer, tripmeter A & B, jam, suhu, fuelmeter, dan gear position indicator.

Spidometer Benelli 502C bisa otomatis berubah tampilan saat siang dan malam hari
Randy/otomotifnet.com
Spidometer Benelli 502C bisa otomatis berubah tampilan saat siang dan malam hari

Untuk mengubah tripmeter cukup tekan tombol mode yang terletak di sisi kanan setang, tepatnya tombol mungil di dudukan spion bertuliskan SET.

Tangki bensin yang berukuran sangat besar bisa menampung 21 liter bahan bakar.

Menjamin jarak tempuh yang jauh tanpa harus sering-sering mampir ke SPBU.

Tangki bensin Benelli 502C besar dan lebar, bisa muat bensin 21 liter!
Randy/otomotifnet.com
Tangki bensin Benelli 502C besar dan lebar, bisa muat bensin 21 liter!

Rem depan cakram ganda 260 mm semi floating dengan kaliper radial 4 piston.

Rem belakang cakram 240 mm 1 piston. Sudah dilengkapi dengan fitur keamanan ABS (Anti-lock Braking System) 2 channel, yang kinerjanya halus banget.

Suspensi depan model upside-down berdiameter as 41 mm dengan travel 125 mm.

Sedangkan belakang monosok berjarak main hanya 50 mm dengan 5 tingkat penyetelan preload.

Pelek yang digunakan 17 inci rata depan belakang dengan lebar 3.50 inci serta 4.50 inci.

Dibalut oleh ban Pirelli Angel GT berukuran 120/70-17 dan 160/60-17.

Benelli 502C sudah menggunakan LED sebagai sumber penerangan di seluruh lampunya.

Suspensi depan Benelli 502C upside down dan roda dikawal double disc brake, tiap sisi pakai kaliper 4 piston
Randy/otomotifnet.com
Suspensi depan Benelli 502C upside down dan roda dikawal double disc brake, tiap sisi pakai kaliper 4 piston

Riding Position & Handling

Posisi berkendara santai layaknya cruiser.

Letak footstep yang berada di depan (forward control) membuat kaki selonjor ke depan dan mengangkang, berkat tangki yang berukuran besar.

Setangnya lebar banget, membuat posisi tangan membuka. Ditambah spion yang lebih lebar daripada setang, harus hati-hati karena rawan terantuk kendaraan lain.

Lebarnya setang juga membatasi pergerakan motor yang tidak bisa leluasa di tengah lalu lintas padat.

Dengan tinggi jok 750 mm, kaki tester dengan postur 170 cm dan bobot 60 kg dapat menapak dengan baik.

Cruiser identik dengan rasa nyaman saat duduk, termasuk pada Benelli 502C.

Joknya memiliki busa yang empuk dan bentuknya menopang bokong. Berkat jok yang relatif rendah ini pula, bobot basah yang mencapai 217 kg tidak terasa berat.

Bicara handling terasa kaku pada awalnya, ditambah setang yang lebar membuat pengendara yang tak biasa harus adaptasi terlebih dahulu.

Posisi duduk Benelli 502C santai sehingga nyaman buat jalan jauh, tapi setangnya lebar banget
Randy/otomotifnet.com
Posisi duduk Benelli 502C santai sehingga nyaman buat jalan jauh, tapi setangnya lebar banget

Namun, setelah menemukan feel berkendaranya, 502C terasa menyenangkan. Pindah-pindah jalur dan menyalip kendaraan lain pun mudah saja.

Tapi jangan dibandingkan dengan sportbike, karena tentu handling-nya tidak setajam itu.

Bantingan suspensi terasa empuk, utamanya yang belakang, enak untuk dipakai melibas jalan beton, jalan keriting, serta speed trap yang banyak ditemui.

Pun ketika bertemu dengan lubang, getaran dapat diredam secara baik. Tapi di kecepatan tinggi dan jalan bumpy, bagian belakang jadi terlalu mengayun.

Ketika bertemu kemacetan, kaki terutama tulang kering terasa panas terkena embusan kipas dari radiator yang mengarah langsung ke kaki.

Tapi hal ini dapat disiasati dengan menggunakan sepatu boots atau high top untuk menghalau semburan panas.

Extra fan radiator memang sering menyala, meskipun indikator suhu stabil hanya 2 bar.

Agaknya kompresi mesin yang berada di angka 11,5:1 turut berkontribusi pada panas mesin berlebih, kendati bukan sampai overheat.

Suspensi belakang Benelli 502C empuk banget, buat santai sih nyaman
Randy/otomotifnet.com
Suspensi belakang Benelli 502C empuk banget, buat santai sih nyaman

Oh ya performa pengereman cukup apik dengan bantuan double disc di depan, plus ABS yang senantiasa mencegah kaliper mengunci saat hard braking.

Handel rem dapat di-adjust jarak mainnya.

Performa

Benelli 502C menggendong mesin 2 silinder segaris DOHC 8 katup berpendingin cairan.

Memiliki kapasitas bersih 499,6 cc dengan rasio kompresi 11,5:1. Dilengkapi sistem electronic fuel injection berdiameter throttle body 37 mm.

Mesin ini menghasilkan tenaga maksimal 47,6 dk/8.500 rpm dan torsi 45 Nm/5.000 rpm.

Plus sudah lolos Euro4. Mesin ini juga identik dengan yang diusung Leoncino 500 dan TRK 502.

Torsi puncak didapat di putaran mesin yang relatif rendah. Buka gas sedikit motor langsung melaju tanpa jeda.

Namun enaknya, penyaluran tenaganya terasa smooth bukan yang mengagetkan, jadi enak dibawa jalan santai.

Karakter mesin Benelli 502C punya torsi yang merata dan suara merdu
Randy/otomotifnet.com
Karakter mesin Benelli 502C punya torsi yang merata dan suara merdu

Kalau butuh akselerasi instan, tinggal buka gas lebih besar hingga putaran mesin mencapai redline di sekitar 9.500 rpm. Motor pun langsung melesat.

Dari hasil pengukuran akselerasi pakai Racelogic memang cukup lumayan, terutama tarikan awal 0-60 km/jam yang hanya butuh waktu 2,9 detik.

Sedang 0-100 km/jam 6,8 detik. Data akselerasi lebih lengkap dapat Anda simak pada tabel.

Hanya saja memang, bagi speed freak atau pencinta kecepatan, respon 502C di putaran atas tergolong biasa saja malah mungkin ada yang menganggap cenderung lemot.

Well memang motor ini dirancang untuk cruising dalam jalan panjang sembari menikmati perjalanan, bukan untuk mengejar waktu terbaik di sirkuit.

Jadi cukup duduk dengan tenang dan nyaman sembari menikmati kehalusan tenaga dari mesin 2 silindernya.

Plus bonus suara ala mesin 4 slinder khas Benelli berkat penggunakan crankshaft 360 derajat yang bikin nagih muter grip gas!

Catatan lain, perpindahan gigi di 502C lumayan keras, jadi resiko merusak sepatu.

Benelli 502C mampu melesat 0-100 km/jam dalam waktu 6,8 detik saja
Randy/otomotifnet.com
Benelli 502C mampu melesat 0-100 km/jam dalam waktu 6,8 detik saja

Kopling yang masih menggunakan kabel juga cukup berat. Jari jadi berasa fitness kalau sedang macet-macetan.

Oiya pada posisi gigi lima bisa meraih kecepatan 154 km/jam pada spidometer, sedang di Racelogic tertera 136,8 km/jam. Berarti ada deviasi 17,2 km/jam atau 12,5%.

Konsumsi Bensin

Selama masa pengetesan, motor dibawa melewati berbagai macam rute.

Dari macet-macetan khas ibu kota yang bikin betis mateng, sampai jalan lengang bebas hambatan.     

Penghitungan konsumsi bensin menggunakan metode full to full karena ketiadaan fitur average fuel consumption.

Didapat angka rata-rata 19,3 km/liter untuk pakai bensin RON 92. Cukup boros? Mengingat kapasitas mesin dan bobotnya yang terbilang berat, hasil yang didapat tidaklah buruk.

Dikalikan kapasitas tangki 21 liter, berarti Benelli 502C sekali isi tangki penuh dapat menempuh jarak hingga 406,1 km.

Dipakai melewati berbagai kondisi jalan, konsumsi bensin Benelli 502C rata-ratanya 19,3 km/liter pakai bensin RON 92
Randy/otomotifnet.com
Dipakai melewati berbagai kondisi jalan, konsumsi bensin Benelli 502C rata-ratanya 19,3 km/liter pakai bensin RON 92

     
Data Spesifikasi Benelli 502C:
Tipe Mesin     4 Langkah, 4 Katup DOHC, Pendingin Cairan
Susunan Silinder     Dua silinder segaris
Diameter X Langkah     69 x 66,8 mm
Perbandingan Kompresi     11,5:1
Volume Silinder     499,6 cc
Daya Maksimum    47,6 dk (35 kW)/8.500 rpm
Torsi Maksimum     45 Nm/5.000 rpm
Sistem Starter     Electric Starter
Sistem Pelumasan     Wet Sump
Sistem Bahan Bakar     Electronic Fuel Injection 37 mm
Tipe Kopling     Wet Multi-plate
Tipe Transmisi     Manual 6 Speed
P X L X T    2.280 x - x 1.140 mm
Jarak Sumbu Roda     1.600 mm
Tinggi Tempat Duduk     750 mm
Berat Kosong     217 kg (basah)
Kapasitas Tangki Bensin     21 L
Tipe Rangka     Trestle in Steel Tubes
Suspensi Depan     Upside Down 41 mm 125 mm travel
Ban Depan     120/70-ZR17 M/C 58W
Ban Belakang     160/60-ZR17 M/C 69W
Rem Depan     Double Semi Floating Disc 280 mm 4 piston radial + ABS
Rem Belakang     Single Disc 240 mm 1 piston floating caliper + ABS
Suspensi Belakang     Swing arm with central shock absorber adjustable preload 50 mm travel
Kelistrikan
Sistem Pengapian     Delphi MT05
Tipe Baterry     12 V 8 Ah MF
Tipe Busi     NGK CR8E

Data tes Benelli 502C:    
0-60 km/jam    : 2,9 Detik
0-80 km/jam    : 4,5 Detik
0-100 km/jam   : 6,8 Detik
0-100 m        : 6,3 detik (@95,4 km/jam)
0-201 m        : 9,7 Detik (@112,8 km/jam)
0-402 m        : 15,4 Detik (@132,7 km/jam)
Konsumsi bensin: 19,3 km/liter

Penulis : Tim OTOMOTIF

Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa