Otomotifnet.com - Wabah virus Corona terus pengaruhi industri otomotif, salah satunya Jaguar Land Rover (JLR).
Dilansir dari Carscoops.com, JLR mengklaim alami penurunan penjualan akibat adanya wabah virus Corona.
Tak hanya mengurangi produksi di pabriknya, wabah ini juga menjauhkan pelanggan dari dealernya di China yang merupakan salah satu pasar terbesar brand ini.
Dikatakan bahwa JLR hanya mendapatkan 20% penjualannya dari pasar China.
(Baca Juga: Suzuki Mulai Waspada, Dibayangi Ancaman Virus Corona, Ganggu Vendor di China?)
Meski begitu, brand asal Inggris ini melihat adanya pemulihan pasar di China yang dikatakan berbalik menjadi menguntungkan.
Dikutip dari Bloomberg, CEO Jaguar Land Rover, Ralf Speth mengatakan bahwa untuk sementara ini pabrikannya tidak melihat adanya permintaan di pasar China.
"Sekarang pertanyaannya adalah 'Apakah hilangnya permintaan pasar ini bisa dikejar atau kita akan melihat peningkatan wajar di permintaan pasar?' tak ada yang tahu dan tak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan," ujarnya.
Speth menambahkan bahwa pabrik JLR di China dikatakan hanya memiliki persediaan untuk dua minggu ke depan.
(Baca Juga: Produsen Otomotif Sempat Tutup Pabrik di China Karena Virus Corona, Kini Mulai Proses Produksi)
Dikabarkan, pabrik JLR yang berada di Provinsi Changshu (dekat dengan Shanghai) diperkirakan akan dibuka kembali minggu depan.
Walaupun begitu, produksi pabrik yang berada di Inggris akan tetap terkena dampak karena adanya kekurangan komponen.
Hal tersebut dikarenakan komponen yang dibuat di China digunakan oleh jutaan mobil di dunia dan Provinsi Hubei yang merupakan pusat utama produksi dan pengiriman suku cadang masih terdampak oleh wabah virus corona.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR