Otomotifnet.com - Dikarenakan naiknya standar emisi yang lebih tinggi, kendaraan niaga ringan harganya diprediksi akan ikut naik.
Menurut Aloysius Chrisnoadhi, Direktur Marketing dan Aftersales Servis PT UD Astra Motor Indonesia, perubahan standar emisi pasti akan membuat harga suatu kendaraan berubah.
"Semua mobil harusnya sih harganya naik sesuai dengan standar (emisi) Euro yang lebih tinggi. Mestinya implikasinya itu terhadap harga," jelas pria yang akrab disapa Chris ini di BSD, Tangerang Selatan (27/2).
Namun, Chris mengatakan kalau setiap perusahaan memiliki strateginya masing-masing dalam mengatur harga.
(Baca Juga: Mitsubishi Colt Diesel Penjualan Moncer di 2019, Fuso Mendominasi)
Ada yang langsung menaikkan harga produknya, ada pula yang menahan atau melakukan penyesuaian ulang.
"Perusahaan tidak akan pernah mau kehilangan market," ucapnya.
Saat ditanya kesiapan produknya, Chris mengaku UD Trucks siap mengimplikasikan Euro4 ke lini jualnya.
"Kami sudah siap, karena basic engine kami itu sudah Euro3, bukan Euro2. Kalau dari Euro3 ke Euro4 itu cuma butuh satu step saja," ujarnya.
(Baca Juga: Isuzu Punya Mesin Diesel Khusus, Siap Dukung Pemerintah Hadapi Standar EURO 4)
Untuk beralih ke Euro4, ia mengatakan ada beberapa ubahan yang diperlukan produknya.
Yang paling besar, kata Chris, tentu ada di bagian pembakaran.
Sebelumnya, pemerintah memang sudah menaikkan standar emisi gas buang untuk kendaraan, dari Euro3 ke Euro4.
Untuk kendaraan bermesin bensin, aturan ini sudah mulai berlaku sejak Oktober 2019.
Tetapi, aturan ini baru berlaku pada 2021 untuk kendaraan bermesin diesel.
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR