Otomotifnet.com - Perusahaan Otobus (PO) ikut merasakan imbas mewabahnya virus corona.
Jumlah penumpang merosot drastis, ditambah ada wacana dari pemerintah terkait larangan mudik lebaran 2020.
Bahkan Kementerian Perhubungan saat ini sudah membatalkan program mudik gratis.
Untuk mudik mandiri yang biasa dilakukan dengan menggunakan transportasi umum bisa jadi ikut dilarang.
(Baca Juga: Gerbang Tol Tangerang Operasi Corona, Bus Dihentikan, Semprot Disinfektan)
Alhasil banyak bus dari para pengusaha yang 'nganggur' di garasi.
Lalu bagaimana persiapan PO bus terhadap mudik lebaran pada tahun 2020?
Anthony Steven Hambali, pemilik PO Sumber Alam, mengatakan, dilarang atau tidaknya mudik, tidak mempengaruhi persiapan dalam memenuhi kebutuhan transportasi.
"PO tetap mempersiapkan armada untuk mudik, tentunya dengan terus memantau situasi dari penyebaran virus corona ini," kata Anthony, (24/3/20).
Anthony juga mengatakan, larangan untuk mudik dilakukan untuk masyarakat, sedangkan PO harus tetap melayani kebutuhan transportasi.
Karena hal tersebut, sedang dibahas langkah-langkah yang harus dilakukan menanggapi penyebaran virus ini.
"Saat ini pun kami di IPOMI koordinasi dengan Organda, membahas opsi-opsi yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan usaha dan keamanan masyarakat," ucap Anthony.
Humas IPOMI dan Direktur Operasi PO Maju Lancar, Adi Prasetyo, mengatakan, opsi yang sedang dibahas terkait pekerja yang ada di industri transportasi yang berkurang pendapatannya karena virus corona.
"Perlu dicarikan solusi untuk pekerja di industri transportasi," terang pria yang biasa dipanggil Didit, (24/3/20).
(Baca Juga: Jumlah Penumpang di Terminal Kampung Rambutan Anjlok, Gara-gara Virus Corona!)
"Imbas virus ini menyebabkan jumlah penumpang turun dan pengurangan armada yang beroperasi," ujarnya.
Armada yang beroperasi sedikit membuat pengemudi tidak bekerja.
Masalahnya, pengemudi tidak dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Padahal pada industri transportasi ini ada jutaan orang yang terancam berkurang pendapatannya.
"Sekarang juga masih mengusulkan beberapa opsi yang masih dibahas untuk diusulkan ke pemerintah, masih belum final," kata Didit.
Lanjut Anthony, bukan hanya bus trayek antar kota antar provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP).
Menurutnya banyak pengusaha bus pariwisata merugi karena orderan turun drastis, bahkan hampir tak ada.
"Carteran-carteran wisata ini yang harusnya bulan Maret dan April, kebanyakan dibatalkan," sebutnya.
(Baca Juga: Bus Pariwisata Akan Dicek, Sopir Tes Urin, Gak Lolos Izin Dicabut)
" Teman-teman pengusaha bus juga banyak yang rugi, hampir 85 persen membatalkan carteran bus pariwisata," kata Anthony, (21/3/20).
PO Sumber Alam sendiri yang memiliki armada bus pariwisata untuk daerah sekitar Jawa Tengah, hampir semua membatalkan pesanannya, sampai 90 persen.
"Biasanya kan dipakai untuk study tour, dari Semarang ke Yogyakarta, itu dibatalkan semua," ucapnya.
"Itu juga yang tidak membatalkan mungkin karena memang harus berangkat," ucap Anthony.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR