Otomotifnet.com - Aris Yulius ngidam motor langka, salah satunya Italjet Dragster 180.
Kenapa terbilang langka? Karena motor ini hanya masuk sekitar 2002-2004, dan saat itu harganya terbilang sangat mahal, makanya populasinya sangat sedikit.
“Ini dapat di Bandung, di Jakarta sendiri sepertinya tak lebih dari 5 unit,” terang pria yang tinggal di Sunter, Jakut ini.
Oh iya, Dragster 180 termasuk skutik dengan tampilan dan performa mengagumkan.
Baca Juga: Honda PCX 2021 Pakai Mesin Baru eSP+, 4 Klep, Tenaga Jadi Segini
Desain bisa dibilang mendahului jamannya. Simak sasis model teralis ala Ducati.
Lalu perhatikan kaki depan, pincang bro! Menganut sistem mono arm dengan center hub sebagai penggerak setirnya, lalu suspensi andalkan monosok hydropneumatik.
Nah bikin terbelalak lagi kala menengok mesin yang diusung. Satu silinder 180 cc 2 tak!
Kebanyang gak tuh tenaganya, menurut data standarnya saja hampir 20 dk! Wah gimana kalau dikorek ya, pastinya kuenceng dah.
“Lagi masukin part performanya dari Inggris nih, tunggu saja kalau sudah sampai,” lanjut Aris.
FYI, di Inggris komunitas pengguna Dragster memang banyak, part racing juga melimpah.
Beruntung banget deh Aris bisa menjadi salah satu pemilik motor langka ini.
Nah karena hobi modif, kendati baru didapat langsung diutak-atik, biar makin spesial deh. Apa saja?
Langkah awal cat orisinal silver dikupas. Biar segar dan enak dilihat, grafis kombinasi merah-putih dan hijau khas bendera asal Italjet, Italia disematkan.
Pengecatan oleh Darto Begay di daerah Sunter, Jakut.
Berikutnya, biar kondisi motor lebih terpantau, panel instrument ditambah beberapa indikator, yaitu takometer, voltmeter dan suhu.
Biar rapi dibikinkan rumah yang dilapis karbon. Pengerjaan oleh Steven Lay dan Layz Motor.
Beberapa bagian bodi dapat sentuhan karbon, seperti kisi-kisi di dada yang merupakan lubang masuk angin untuk mendinginkan radiator, dilapis karbon agar makin sporti.
Berikutnya pelek dan kaliper sengaja dibikin kontras, dengan warna beda, emas dan merah menyala. Sementara lengan ayunnya putih.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR