Otomotifnet.com - All New Honda PCX 160 menggunakan mesin generasi terbaru eSP+, berkapasitas 157 cc dan pakai 4 buah katup.
Beda dengan PCX 150 yang masih eSP, kapasitas cuma 149,2 cc dan pakai 2 katup.
Tenaga maksimal PCX 160 mencapai 15,8 dk di putaran mesin 8.500 rpm dengan torsi maksimal 14,7 Nm di 6.500 rpm.
Bandingkan dengan PCX 150, cuma 14,5 dk di 8.500 rpm dan 13,2 Nm di 6.500 rpm.
Baca Juga: NMAX Sampai PCX Diborong Warga Satu Desa di Kuningan, 30 Motor Datang per Hari, Hasil Ganti Untung
Tapi pencapaian itu tentu ditunjang pula dengan spesifikasi dan teknologi baru yang diterapkan di mesin eSP+ ini, nah apa saja sih? Yuk kita bedah.
Bore x Stroke
Kapasitas mesin ditingkatkan, komposisi bore x stroke mesin eSP+ ini juga diubah, kini jadi overbore, 60,0 x 55,5 mm. PCX 150 pakai komposisi square ukuran 57,3 x 57,9 mm.
“Bertujuan untuk mengurangi resistansi gesekan piston terhadap silinder,” terang Ade Muhajir, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM).
Secara tidak langsung, dengan memperpendek langkah piston, putaran mesin yang didapat juga bisa semakin tinggi, sehingga tenaga yang dihasilkan lebih besar.
Rasio Kompresi
Mesin eSP+ PCX 160 ini menerapkan rasio kompresi tinggi, 12:1. Padahal di generasi PCX 150 cuma 10,6:1.
Tujuannya tentu agar pembakaran semakin efisien dan tenaga lebih besar.
Meski begitu, bahan bakar yang direkomendasikan ternyata hanya RON 90 atau sekelas Pertalite.
Menurut Endro Sutarno, juga dari Technical Service Division AHM, hal itu karena sistem PGM-FI punya rentang pengapian yang luas.
Baca Juga: All New Yamaha Aerox 155 Pasang Aero Wing, Makin Keren Ala MotoGP
Jadi ketika pakai oktan rendah, waktu pengapian otomatis digeser menjauhi TMA (Titik Mati Atas) agar tidak ngelitik. “Inputnya dari O2 sensor,” lanjutnya.
Katup
Pada kepala silinder mesin eSP+ menggunakan 4 buah katup, 2 masuk 2 buang.
“Total area katup jadi lebih luas, sehingga terjadi optimalisasi pembakaran hasilnya meningkatkan performance output,” terang Ade.
Ukuran katupnya menurut Endro untuk in 20 mm, ex 17 mm. Sistem katupnya masih SOHC.
Throttle Body
Kapasitas mesin membesar dan pakai 2 katup masuk, biar makin maksimal tentu butuh “pintu” masuk yang besar pula.
Makanya dipasangkan dengan throttle body 28 mm, lebih besar dari PCX 160 yang cuma 26 mm.
Ditunjang pula dengan boks filter udara yang punya pengarah angin dan saluran masuk lebih besar.
Crankshaft
Bagian crankshaft atau kruk as juga mengalami perubahan, yaitu jenis bearing yang digunakan.
Untuk sisi kanan pakai roller bearing, bukan ball bearing seperti pada umumnya.
Penggunaan roller bearing ini menurut Ade punya kelebihan bisa mengurangi defleksi crankshaft akibat gaya inersia dan energi pembakaran di putaran tinggi.
“Beda dengan ball bearing, sehingga efeknya bisa mengurangi getaran dan noise,” imbuhnya.
Pendinginan
Sistem pendinginan mesin tentu pakai cairan dengan radiator, tapi khusus untuk piston punya pendinginan tambahan, yaitu piston oil jet seperti digunakan di Honda Genio.
Tugasnya tentu memberikan semprotan oli ke bagian belakang piston.
Hal ini berkaitan dengan rasio kompresi tinggi, sehingga piston harus dibikin didinginkan untuk mencegah detonasi.
Komponennya berupa pipa kecil mirip huruf L, yang berada di sisi kiri crankcase dekat poros crankshaft.
Sistem Keteng
Tonjokan keteng atau Cam Chain Tensioner Lifter pada mesin eSP+ tak pakai penahan per.
Gantinya pakai Hydraulic Cam Chain Tensioner Lifter. Sesuai namanya, kinerjanya pakai tekanan cairan, yaitu oli.
Pada batang tensioner lifter terdapat jalur oli yang didorong dari pompa oli, sehingga akan mendorong dan memastikan keteng tetap tegang.
Menurut Ade keunggulannya membuat minim getaran dan gesekan. “Juga bisa mengurangi noise,” imbuhnya.
CVT
Bagian CVT pun mengalami ubahan, salah satunya adalah bobot roller, di PCX 160 pakai berat 19 gr, sedang PCX 150 hanya 17 gr.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR