Otomotifnet.com - New Honda CR-V akhirnya dijejali teknologi Honda Honda Sensing, yang merupakan teknologi keselamatan pintar dari Honda.
Teknologi ini memanfaatkan dua buah sensor, yaitu sensor monocular camera yang terpasang di bagian dalam kaca depan, dan sensor milimeter wave radar di bagian grille depan.
Di Indonesia, Honda Sensing ini pertama kali dibenamkan pada Honda Accord, dan kini hadir di New CR-V dan New Odyssey.
Tapi, teknologi ini hanya ada di versi teratas ya, alias Prestige.
Baca Juga: New Honda CR-V Penjualan Meningkat di Bulan Februari 2021, Brio Tetap Jadi Raja
Nah, bagaimana sistem kerja Honda Sensing ini di CR-V baru? Berikut hasil test drive New Honda CR-V 1.5 Turbo Prestige oleh tester OTOMOTIF.
Oiya, ada beberapa ‘sajian’ fitur yang ada pada Honda Sensing, pertama adalah CMBS (Collision Mitigation Braking System).
Fitur ini berfungsi memperingatkan pengemudi saat sensor mendeteksi kemungkian terjadinya tabrakan dengan kendaraan di depan mobil ataupun pejalan kaki.
Nah, OTOMOTIF coba menjajal khasiat fitur ini di daerah komplek perumahan.
Jadi, saat ada pejalan kaki yang menyeberang jalan, sensor langsung mendeteksi, lalu memberikan peringatan dan otomatis mengerem untuk mengurangi kecepatan. Keren kan?
Kemudian kami juga menjajal fitur Adaptive Adaptive Cruise Control with Low Speed Follow (LSF).
Fitur ini jujur bikin nyaman saat berkendara jarak jauh. Kami menjajalnya di tol layang Cikampek.
Ya, fitur Cruise Control ini bisa menjaga kestabilan kecepatan mobil dan mengatur jarak di belakang mobil yang terdeteksi di depan.
Baca Juga: Teknologi Honda SENSING Ada Yang Elite, Mobil Bisa Jalan Sendiri, Begini Cara Kerjanya!
Fitur ini juga membantu menambah dan mengurangi kecepatan tanpa perlu menginjak pedal gas atau rem, bahkan menghentikan mobil mengikuti mobil yang ada di depan kita.
Asyik memang, tapi sebaiknya pengemudi tetap wajib konsentrasi di jalanan.
Fitur lainnya adalah Lane Keeping Assist System (LKAS) dan Road Departure Mitigation (RDM).
Kedua fitur ini termasuk mirip-mirip fungsinya, yaitu membantu menjaga mobil tetap pada jalur yang terdeteksi oleh sensor.
Sensor ini juga bisa memberikan koreksi ringan seperti getara pada setir.
Oiya, fitur ini tidak akan berfungsi kalau tangan kita lepas dari kemudi.
Yang terakhir adalah Auto High Beam (AHB). Posisikan tuas lampu di posisi AUTO, maka lampu akan secara intuitif berganti dari lampu dekat ke lampu besar/jauh tergantung situasi jalan.
Jadi, kalau ada mobil dari arah berlawanan, ia akan otomatis berpindah dari lampu besar/jauh memenjadi lampu dekat agar tak menyilaukan.
Gimana menurut Anda?
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR