Rain misalnya, selain cocok untuk di kondisi jalan licin, juga cocok saat dipakai berboncengan. Karena dengan karakter mesin yang smooth, membuat pembonceng lebih nyaman.
Sementara Road dan Dynamic antara bukaan gas dan respons mesin cenderung linear, namun torsi Dynamic lebih galak dan memungkinkan roda depan terangkat.
Kalau yang Dynamic Pro suka-suka deh, pasalnya seluruh parameter bisa diatur sesuai keinginan. Jadi dijamin puas!
Sayangnya, pada unit tes limiternya dipatok di 9.000 rpm, padahal klaim tenaga maksimalnya ada di 11.000 rpm.
Baca Juga: BMW R 18 Classic Berkonsep Cruiser Heritage, Dibanderol Rp 1,69 Miliar
Tentu saja saat pengetesan performanya belum keluar seutuhnya. Tampaknya masih dikunci karena masih inreyen nih!
Begitu juga saat melakukan start, meski sudah pakai riding modes Dynamic Pro dan DTC off, tapi ECU selalu menahan laju mesin dengan memainan bukaan katup throttle body.
Mungkin itu untuk menjaga agar motor tidak sampai wheelie berlebihan, efeknya jadi gak bisa maksimal.
Jadi bisa dibilang hasil catatan waktu akselerasinya belum menunjukkan potensi asli S 1000 XR ini.
Baca Juga: BMW R 18 Classic Bobotnya Mencapai 365 Kg, Tapi Joknya Lebih Tinggi
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR