Titik balik Atak justru terjadi pada 1996. Ketika itu Jakarta dilanda banjir besar yang membuat mobil-mobil dengan ECU hampir pasti menjadi barang rongsok.
"Di situ saya melihat ada peluang karena banyak mobil yang mengalami kerusakan pada komponen elektroniknya karena terendam. Sejak saat itu saya mulai mendalami seluk beluk seputar ECU," ujarnya.
Diakui Atak, dirinya mempelajari ECU secara otodidak, dan memulai servis ECU ketika dirinya masih menjadi mekanik bagian perkabelan di bengkel umum tempatnya dulu bekerja.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1998 Atak mulai menjalankan usaha sendiri yang spesifik menangani masalah ECU.
Baca Juga: Kerusakan ECU Mobil Bisa Dicegah, Wajib Cek Rutin, Ini Musuh Utamanya
Rumah tempat tinggalnya pun dijadikan workshop tempat ia memperbaiki segala keluhan konsumen terhadap ECU.
Dalam menjalankan usahanya, pria kelahiran Medan, Sumut ini mengatakan tidak dibantu oleh satu orang pun karyawan.
Menurutnya, kalau mempekerjakan karyawan, ia memastikan bahwa dalam waktu dekat akan muncul spesialis ECU lain.
"Ini kan pekerjaan yang butuh keahlian khusus, dan lahannya juga sempit. Kalau orang seperti saya makin banyak, maka lahan ini bisa habis karena terlalu banyak pemain," tuturnya.
Editor | : | Toncil |
KOMENTAR