Otomotifnet.com - Cerita modifikasi berbasis Royal Enfield Bullet 500 ini dimulai saat Kromworks membuat satu karya modifikasi beraliran cafe racer.
Rupanya, Keith Edney asal Inggris, tertarik dan minta dibuatkan motor custom berbasis Royal Enfield yang mirip dengan motor tersebut.
“Konsepnya saya kembangkan. Café racer yang masih ada unsur klasiknya tapi dipadu unsur modern."
"Karena basik mesinnya klasik, jadi tidak mau dihilangkan,” jelas Andhika Pratama, sang builder.
Baca Juga: Test Ride Royal Enfield Meteor 350, Spidometer Premium, Remnya Empuk!
Sebelumnya, Andhika terlebih dahulu dihubungi oleh Keith yang tinggal di negeri Ratu Elizabeth melalui email.
Ia meminta dibuatkan satu motor custom dari RE Bullet 500.
Nah, karena Keith sudah memiliki Bullet 500 di sana, Andhika hanya diminta membuatkan dan mengirimkan motor ke Inggris tanpa mesin.
Nantinya Keith tinggal memindahkan mesin dari motor miliknya ke sasis custom dari Andhika.
Oleh karena itu, dalam project kali ini, Andhika hanya menggunakan mesin RE Bullet 500 yang kebetulan dimiliki sebagai tempat moulding semata.
Di mana seluruh sasis dan bodi custom akan dibangun di sekeliling mesin.
UNIBODY
Lanjut ke proses pembuatan, konsep modern diterapkan pada bagian bodi yang lebih slim.
Bodi dibuat dari material pelat stainless steel setebal 1,5 mm dengan model unibody.
Baca Juga: Test Ride Royal Enfield Meteor 350, Begini Impresi Pertamanya
Terdiri dari beberapa rangkaian yang disatukan dengan cara dilas dan finishing metal polish sampai kinclong.
Di dalam bodi terdapat tangki yang dapat menampung sekitar 4 liter bensin.
Supaya tampak lebih clean, sistem kelistrikan beserta aki disimpan ke dalam bodi.
Sedangkan kabel-kabel masuk ke dalam sasis. Karena ukuran aki yang imut, menyalakan motor jadi tidak bisa pakai electric starter alias harus diengkol.
Sementara itu sasis dibuat dari besi pelat 8 mm. Andhika mengaku, sebelumnya ia lebih sering membuat sasis pakai besi pipa.
Di bagian sasis agak rumit karena di bagian tersebut harus ada yang dilas dan dibentuk.
“Rumit karena untuk mendapat tingkat presisinya,” ujar pria ramah ini.
Sasis kemudian diberi kelir hijau karena dinilai punya unsur klasik.
Selain itu, menurutnya si pemilik motor mau warna yang jarang dipakai, maka dipilih warna hijau.
Baca Juga: Royal Enfield Meteor 350 Pakai Mesin Baru, Vibrasi Khas Hilang?
SUSPENSI GIRDER
Detail pada kaki-kaki pun tak terlewat. Suspensi depan dibuat model girder.
Agak tricky karena bodi yang ramping, ruang untuk suspensi jadi terbatas.
Sehingga Andhika harus memastikan sok depan ini berfungsi.
Selanjutnya lengan ayun dibekali suspensi monosok yang dibuat seolah-olah jadi satu dengan sasis. Soknya sendiri menggunakan copotan motor Jepang.
Kemudian tromol depan dibikin dari aluminium billet yang dibubut.
Tromol tersebut punya diameter 29 cm, selanjutnya diberi ornamen kuningan dan air scoop.
Sama dengan depan, tromol belakang juga dibuat dari aluminium billet tapi dengan diameter lebih kecil, yakni 20 cm.
Bagian belakang lebih sulit karena menjadi satu dengan gir, mengingat rantai ada di sebelah kanan motor.
Selanjutnya pelek TK 21 inci pada kedua roda dibalut dengan karet bundar Shinko berukuran 3.00-21 rata di depan dan belakang.
Proses pembangunan butuh waktu yang cukup lama, sekitar 5-6 bulan, karena terhambat pandemi Covid-19.
Saat ini motor sudah dalam proses pengiriman dari workshop Kromworks yang berlokasi di Jl. Duta Permai 8 Blok C0 No.16 Pondok Hijau, Ciputat, Tangerang Selatan ke Chertsey, Surrey, United Kingdom. Rangga
Plus : Konsep dan finishing pol!
Minus: Karya seni, jadi minim perlengkapan lalu lintas
Data Modifikasi
Ban depan : Shinko E-270 3.00-21 M/C 57S
Ban belakang : Shinko E-270 3.00-21 M/C 57S
Pelek : TK 21x1.85 inci
Sokbreker depan : Girder Custom
Sokbreker belakang : Custom
Frame : Pelat besi
Tangki : Stainless Steel
Bodi : Stainless Steel 1,5 mm
Swing arm : Besi
Tromol : Aluminium billet
Knalpot : Stainless Steel
Headlamp : Aftermarket
Stoplamp : Aftermarket
Jok : Kulit
Kromworks: 0838-9999-0459
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR