Geser ke spidometernya yang kombinasi analog dan digital. Takometer ditunjukkan dengan jarum yang punya red line mulai dari 9.000 rpm hingga 12.000 rpm.
Sedang di kanannya terdapat rentetan indikator; MIL (Malfunction Indicator Lamp), sein, high beam, neutral, oil pressure, ABS, dan overheat indicator. Di bawahnya barulah terdapat layar digital dengan latar oranye.
Isinya ternyata tidak terlalu banyak. Paling atas ada suhu mesin, jam, gear indicator, fuel meter, speed meter, odometer, lalu Trip A dan B.
Informasinya terbilang sederhana, namun mudah dipantau mata pengendara.
Di panel sakelar kiri juga tak ada yang istimewa, hanya ketambahan tombol ABS namun terpisah dari sakelar utama. Yang kanan juga standar, ada engine cut off, hazard, dan starter.
Baca Juga: Harga Cash dan Skema Kredit Skutik Listrik Benelli Dong, Cicilan Mulai Sejutaan
Area kaki-kaki suspensi depan menggunakan tipe upside down berdiameter as lumayan besar, 50 mm dengan jarak main mencapai 135 mm.
Sedangkan yang belakang pakai monosok dengan tabung yang menyatu pada bodi sokbreker disertai setelan preload, compression, dan rebound.
Jadi secara fitur TRK 502X termasuk basic, mirip-mirip CB500X. Juga belum ada TCS (Traction Control System) maupun riding modes.
RIDING POSITION & HANDLING
TRK 502X punya tinggi jok 840 mm, ini tergolong tinggi. Terlebih saat diduduki suspensi belakangnya tidak terlalu amblas.
Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle Menggendut, Efek Jadi Japanese Bobber
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR