Otomotifnet.com - Di pertengahan tahun 2021 ini, OTOMOTIF mengetes salah satu varian adventure dari line up PT Benelli Motor Indonesia (BMI), yaitu TRK 502X.
Model ini bisa dibilang head to head dengan sesama adventure big bike 500 cc berembel-embel X dari Honda, yaitu CB500X.
Apalagi harga tak terpaut jauh, TRK 502X dibanderol Rp 183,8 juta OTR Jakarta, sementara CB500X Rp 192.124.000.
Apa kelebihan yang ditawarkan Benelli dan seperti apa karakter mesin, handling sampai konsumsi bensinnya? Cekidottt…
Baca Juga: Test Ride Benelli TRK 502X, Pakai Mesin 500cc, Bahan Bakar Tetap Irit?
DESAIN
Melihat tampilan depan TRK 502X, mengingatkan kita pada wajah Ducati Multistrada. Di mana bentuk lampunya menyipit dengan moncong bebek meruncing.
Di atasnya terdapat windscreen bening yang cukup tinggi untuk menghalau terpaan angin.
Area depan terlihat jangkung berkat penyematan suspensi upside down berjarak main 135 mm serta roda ring 19 inci.
Kalau dilihat dari samping, terlihat bentuk khas besutan adventure, yaitu permukaan tangki bahan bakar yang jauh lebih tinggi dari jok.
Wajar, karena biar bisa menampung bahan bakar sebanyak 20 liter.
Lalu jika melihat belakang, mengingatkan pada BMW R 1200 GS. Bisa dilihat dari silencer pipih lebar yang menggantung di rangka, begitu juga desain lampu rem dan sein yang identik.
Baca Juga: Skutik Benelli Panarea Rp 24 Jutaan, Angsuran Kredit Termurah Rp 700 Ribuan
Bedanya, TRK 502X menggunakan swing arm tubular dengan model asimetris, sisi kanan lebih melengkung seperti model banana dikombinasi pelek berlingkar 17 inci.
Oiya karena sepatbornya mungil, Benelli menyematkan mud guard untuk menepis lemparan kotoran dari roda.
FITUR & TEKNOLOGI
Melirik fitur TRK 502X, kita mulai dari lampu-lampunya, yang ternyata hampir semua sudah menggunakan LED, kecuali lampu utama masih bohlam halogen, tapi terdapat DRL (Daytime Running Light).
Karena masih menggunakan lampu halogen, TRK 502X masih nyaman dikendarai malam hari meskipun kondisi hujan.
Baca Juga: Harga Cash dan Skema Kredit Skutik Listrik Benelli Dong, Cicilan Mulai Sejutaan
Pasalnya sorotnya ampuh menembus hujan maupun kabut, walaupun kesannya jadul.
Namun, pancaran sinar lampu dekatnya tidak terlalu lebar, tergolong sempit yang membuat jarak pandang pengendara terbatas.
Tapi tenang, tinggal nyalakan lampu jauh untuk menambah penerangan.
Fitur pengeremannya depan pakai cakram semi floating berdiameter 320 mm ganda yang diapit kaliper 2 piston, sehingga totalnya 4 piston.
Kalau yang belakang cakram tunggal 260 mm diapit kaliper 1 piston.
Untuk safety, ketiga kalipernya dikawal sistem ABS (Anti-lock Braking System) yang bisa dimatikan melalui tombol khusus di setang sisi kiri.
Baca Juga: Test Ride Benelli TRK 502X, Mesin Enak Main di Tengah dan Suara Merdu
Geser ke spidometernya yang kombinasi analog dan digital. Takometer ditunjukkan dengan jarum yang punya red line mulai dari 9.000 rpm hingga 12.000 rpm.
Sedang di kanannya terdapat rentetan indikator; MIL (Malfunction Indicator Lamp), sein, high beam, neutral, oil pressure, ABS, dan overheat indicator. Di bawahnya barulah terdapat layar digital dengan latar oranye.
Isinya ternyata tidak terlalu banyak. Paling atas ada suhu mesin, jam, gear indicator, fuel meter, speed meter, odometer, lalu Trip A dan B.
Informasinya terbilang sederhana, namun mudah dipantau mata pengendara.
Di panel sakelar kiri juga tak ada yang istimewa, hanya ketambahan tombol ABS namun terpisah dari sakelar utama. Yang kanan juga standar, ada engine cut off, hazard, dan starter.
Baca Juga: Harga Cash dan Skema Kredit Skutik Listrik Benelli Dong, Cicilan Mulai Sejutaan
Area kaki-kaki suspensi depan menggunakan tipe upside down berdiameter as lumayan besar, 50 mm dengan jarak main mencapai 135 mm.
Sedangkan yang belakang pakai monosok dengan tabung yang menyatu pada bodi sokbreker disertai setelan preload, compression, dan rebound.
Jadi secara fitur TRK 502X termasuk basic, mirip-mirip CB500X. Juga belum ada TCS (Traction Control System) maupun riding modes.
RIDING POSITION & HANDLING
TRK 502X punya tinggi jok 840 mm, ini tergolong tinggi. Terlebih saat diduduki suspensi belakangnya tidak terlalu amblas.
Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle Menggendut, Efek Jadi Japanese Bobber
Tentu saja ini membuat rider berpostur 170 cm harus menjinjitkan kedua kaki jika ingin menapak.
Bobot yang harus ditopang pengendara juga lumayan, pasalnya sport adventure ini punya berat kering 213 kg!
Paling terasa saat menegakkan dari posisi distandar samping, harus mengumpulkan tenaga dan digentak. Huh!
Dua hal tersebut jadi poin yang kurang enak saat akan mengendarai TRK 502X. Namun kalau sudah duduk dan berkendara, rasa tak enak tadi langsung hilang! Karena pengendara disuguhi jok yang tebal, empuk, dengan kulit jok yang lembut.
Baca Juga: Benelli TRK 502X Dari Pabrik Siap Jalan Jauh, Dibekali 3 Boks Sekaligus!
Letak footstep juga lebih di depan, sehingga posisi kaki santai tanpa menekuk.
Footstepnya bergerigi dilengkapi karet tambahan, jadi saat bermain di jalur berlumpur tinggal lepas karetnya, agar sepatu lebih mencengkeram.
Setangnya saat diraih ternyata rasanya agak jauh, jadi cenderung membuat posisi badan harus tegap.
Ini membuat jarak main lengan jadi terbatas, karena itu perlu memainkan pundak saat berbelok patah.
Windshieldnya punya tinggi yang cukup pas untuk postur 170 cm, kurang lebih sebatas leher. Jadi area dada aman dari terpaan angin.
Baca Juga: Skema Kredit Benelli Motobi 152, Motor Kental Aura Retro, Mulai Rp 600 Ribuan
Sisi positif dari bobot yang lebih 200 kg adalah kestabilan yang mantap ketika TRK 502X melaju, baik di jalan lurus maupun saat melahap beragam tikungan.
Meski berat, berkat konstruksi rangka tubularnya berhasil membuat motor ini sangat lincah, stabil, dan mampu berbelok secara tajam sesuai keinginan pengendaranya.
Tentu saja ini tidak lepas dari peran suspensi upside down (USD) berdiameter as 50 mm dan monosoknya.
Karakter USDnya punya per yang sedikit keras bersanding dengan damping lembut, sehingga terasa stabil saat cornering tapi guncangan kerap terasa saat melewati jalur tidak rata.
Baca Juga: Jadi Cruiser Terbaik di Otomotif Award, Ini Kelebihan Benelli Patagonian Eagle EFI
Beda dengan monosoknya, full adjustable jadi bisa disesuaikan kebutuhan pengendara.
Untuk menyetel preload dan compression terlebih dulu harus melepas penutup plastik di sisi kanan menggunakan kunci L 4 mm.
Kalau menyetel rebound agak repot dan harus hati-hati, karena tangan harus ngolong melewati bawah leher knalpot dan sela-sela swing arm.
Performa pengereman termasuk bagus. Rem berkaliper 2 piston ganda di depan terasa empuk dan ampuh mengurangi laju TRK 502X tanpa perlu menekan handel terlalu dalam, begitu juga dengan rem belakangnya.
Kinerja ABS juga terbilang halus saat mengintervensi handel rem ketika roda terdeteksi mengunci.
Baca Juga: Review Benelli Tornado 302R, Pendatang Baru Lawan Kawasaki Ninja 300, Harga Segini
Ingin berkendara ‘nakal’ atau bermain-main di jalur gravel? Matikan saja ABS dengan menekan dan tahan tombol ABS selama beberapa detik saat motor berhenti.
Setelah itu indikator ABS akan terus berkedip menandakan ABS off.
PERFORMA
Konfigurasi mesin TRK 502X 2 silinder segaris berkapasitas murni 499,3 cc, 4 klep per silinder, berpendingin cairan, dan tentu saja DOHC.
Firing order 360° yang juga menjadi ciri dari mesin Benelli. Piston yang naik turun berbarengan membuat suaranya merdu. Di TRK 502X malah terdengar seperti R 1200 GS.
Mesinnya memang tergolong halus dan senyap. Namun seiring putaran mesin meninggi, terasa ada vibrasi di kaki dan tangki bensin.
Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle EFI Rajai Kelas Baru, Sport Cruiser 250 cc
Paling terasa ketika mulai bermain di atas 7.000 rpm hingga limiter di kisaran 9.500 rpm. Selain vibrasi, pada putaran atas dorongan tenaga dan torsinya juga sudah datar. Khas mesin 2 silinder berfiring order 360°.
Karakter mesinnya lebih enak bermain di putaran 4.000 rpm sampai 6.500 rpm saja. Di mana keluaran torsi dan tenaganya terasa kuat.
Sesuai klaim torsi maksimalnya yang 46 Nm di 6.000 rpm dengan tenaga maksimal 46,9 dk pada 8.500 rpm.
Transmisi 6 percepatan yang digunakan perbandingannya tidak terlalu berat. Bahkan gigi 4 hingga 6 terbilang rapat, jadi tiap pindah gigi putaran mesin cuma drop sedikit.
Baca Juga: Benelli DONG, Skuter Listrik Imut Pengganti Divo Meluncur, Harga Segini
Jadi wajar akselerasi dari TRK 502X terasa responsif. Tapi kalau bicara hasil tes akselerasi, ternyata tergolong biasa saja untuk motor 500 cc.
Contoh 0-60 km/jam dicapai dalam waktu 3,1 detik, 0-100 km/jam 7,4 detik.
Top speed di lintasan 1,5 km mentok 164 km/jam, belum limiter tapi naiknya putaran mesin sudah lambat. Hasil lengkapnya bisa lihat di kolom data tes.
Koplingnya masuk di kategori sedang, karena tidak terlalu berat sehingga tetap nyaman walau berkendara lama.
Baca Juga: Benelli Patagonian Eagle 250 Bisa Dicicil, Motor Cruiser Ala Harley-Davidson, Mulai Rp 1,3 Jutaan
Performa koplingnya juga baik, tidak ada gejala selip saat perpindahan gigi. Ketika digentak pun TRK 502X bisa wheelie dengan mudah.
Indikator suhu mesin di spidometernya stabil hanya bermain di 2 bar saja dari total 6 bar. Sesekali naik ke 3 bar, tapi tidak lama turun kembali.
Panas mesin juga tidak terlalu terasa di kaki, hanya terasa silir-silir hawa hangat.
KONSUMSI BENSIN
Tidak adanya fitur average fuel consumption di spidometer TRK 502X, OTOMOTIF menggunakan metode full to full untuk mencari tahu rata-rata konsumsi bahan bakarnya.
Baca Juga: Benelli Siap Buka Pabrik Baru di Bogor, Termasuk Produksi Skuter Listrik
Tangki pun diisi penuh 20 liter Pertamax lalu diajak berkendara sehari-hari melewati beragam kondisi jalan.
Setelah dihitung, hasilnya sebesar 21,5 km/liter. Terbilang efisien untuk mesin 500 cc, bahkan sedikit lebih irit dibanding CB500X yaitu 20,8 km/liter.
Data Tes:
0-60 km/jam: 3,1 detik
0-80 km/jam: 4,8 detik
0-100 km/jam: 7,4 detik
0-100 m: 6,3 detik (@92,2 km/jam)
0-201 m: 9,8 detik (@113 km/jam)
0-402 m: 15,7 detik (@130,7 km/jam)
Top speed di spidometer: 164 km/jam
Top speed di Racelogic: 151 km/jam
Konsumsi bensin: 21,5 km/liter
Data Spesifikasi:
Panjang sumbu roda: 1.525 mm
Berat kering: 213 kg
Tinggi jok: 840 mm
Jarak terendah ke tenah: 220 mm
Kapasitas tangki bensin: 20 liter
Tipe mesin: 2 silinder segaris, 4 tak, pendingin cairan, DOHC 4 klep per silinder
Tenaga maksimal: 46,9 dk @8.500 rpm
Torsi maksimal: 46 Nm @6.000 rpm
Kapasitas mesin: 499,3 cc
Bore x stroke: 69 x 66,8 mm
Perbandingan kompresi: 11,5:1
Tipe kopling: Basah
Transmisi: 6 percepatan
Pelumasan: Wet sump
Pengabutan: Electronic fuel injection with throttle body ø 37 mm
Knalpot: With catalytic converter and oxygen sensors 6 speeds
Pengapian: Delphi MT05
Busi: NGK CR8E
Suspensi depan: Upside down forks ø50 mm
Jarak main suspensi depan: 135 mm
Suspensi belakang: Monosok dengan setelan preload, compression, dan rebound
Jarak main suspensi belakang: 45 mm
Rem depan: Cakram ø320 mm ganda dengan kaliper 2 piston dan ABS
Pelek depan: 19”x3”
Rem belakang: Cakram ø260 mm tunggal dengan kaliper 1 piston dan ABS
Pelek belakang: 17”x4.5”
Ban depan: Metzeller 110/80-19
Ban belakang: Metzeller 150/70-17
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR