Nantinya diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar dengan nilai total lebih dari 100 miliar dollar AS (kira-kira Rp 1.432 triliun) di Indonesia pada tahun 2030.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, penandatangan MoU ini kelanjutan pertemuan di Taiwan pada Oktober 2021.
Ketika itu, Foxconn dan Gogoro berminat untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik di Tanah Air.
Setelah kerjasama ini, Bahlil mengatakan pihaknya akan mengawal dan memastikan kelancaran realisasi investasi dari dua perusahaan asal Taiwan itu.
"Pemerintah Indonesia akan menangani seluruh perizinan, termasuk insentif investasi," ucapnya, (24/1/22).
"Foxconn dan Gogoro hanya perlu membawa teknologi, modal, dan sebagian pasarnya," kata Bahlil dikutip dari Antaranews.
Kolaborasi membangun ekosistem electronic vehicle (EV) di Indonesia ini sedianya dilakukan melalui skema Build-Operate-Localize (BOL) dengan tiga tahapan.
Tahapan BOL tersebut meliputi membangun, mengoperasikan dan melokalisasikannya.
Tujuannya untuk meningkatkan industri baterai listrik dalam negeri.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memuji skema BOL tersebut.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR