Otomotifnet.com - SKF Indonesia mengakui, di era kendaraan listrik bakal membuat penggunaan bearing makin berkurang diaplikasikan pada Electric Vehicle (EV).
Menurut paparan tim SKF Indonesia, saat ini penggunaan bearing di motor konvensional berkisar 12-15 buah bearing.
Begitupun di mobil penumpang ICE (Internal Combustion Engine) sekitar 36-40 buah bearing.
Nah, begitu beralih ke teknologi elektrifikasi.
Maka pemakaian bearing di motor listrik hanya 4 sampai 6 bearing saja.
Begitupula di mobil listrik, yang hanya menyisakan 8 buah bearing, itupun hanya dipakai di bagian rodanya saja.
“Meski kuantiti-nya berkurang, tapi value added-nya bertambah. Salah satunya minim suara, high precision, low friction dan energy efficient,” ungkap Toto.
Oleh karenanya, Toto melanjutkan, SKF Indonesia telah memiliki tim engineering khusus untuk pengembangan bearing untuk kendaraan listrik.
“Kami juga memperkenalkan teknologi dan riset bersama dengan universitas yang melakukan penelitian,”
“Untuk mencari solusi terbaik di Indonesia. Karena Indonesia kan beda, missal kontur jalannya. Itulah yang kita sebut value added,” imbuh Toto.
Lebih lanjut, secara penjualan. Produk SKF Indonesia mayoritas terserap terserap di pasar domestik untuk kebutuhan OEM (Original Equipment Manufactured) dan komponen replacement.
“90 persen domestik, sisanya ekspor ke Asean, China dan India. Kami optimis SKF Indonesia bisa meningkatkan ekspor,” sambungnya lagi.
Pada GIIAS 2022, SKF Indonesia mengangkat tema Intelligent and Clean.
Hal ini direpresentasikan melalui inovasi komponen kendaraan dengan desain yang kompak, durabilitas tinggi, presisi, serta bobot yang ringan.
Sehingga menciptakan efek berlanjut pada efisiensi mesin, kendaraan yang lebih ringan dan mengurangi emisi CO2.
“Pada kesempatan ini Anda dapat menemukan rangkaian produk inovatif kami. Kami sebagai perusahaan global yang memiliki keahlian tinggi dalam komponen kendaraan khususnya bearing,”
“Senantiasa berinovasi menghadirkan jawaban dan solusi cerdas, bersih dan berkelanjutan untuk industri otomotif Indonesia.
“Kami juga telah mengembangkan komponen untuk kendaraan hybrid dan electric sebagai jawaban industri otomotif di masa depan,” sambung Toto.
Potensi pasar komponen, khususnya bearing masih sangat besar di masa mendatang.
Tahun ini, industri otomotif tanah air terus bergerak bangkit dari dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Mitsubishi Fuso Bawa Truk Listrik, Sekaligus Euro 4 Upgrade Runner di GIIAS 2022
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), pertumbuhan year-on-year (YoY) penjualan kendaraan secara wholesale meningkat sebesar 66% untuk kendaraan roda empat, dan 38% untuk kendaraan roda dua.
Seiring peningkatan tersebut, rantai pasok komponen kendaraan menjadi tantangan yang akan dihadapi dalam beberapa tahun kedepan.
Disisi lain, Kementerian Perindustrian menilai industri otomotif memiliki kontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan.
Sejalan dengan hal tersebut, saat ini pemerintah Indonesia tengah berupaya untuk menekan angka karbon emisi sebesar 29% secara mandiri, dan 41% dengan bantuan internasional di tahun 2030.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR