Otomotifnet.com – Setelah mengundang puluhan awak media untuk merasakan langsung keunggulan Hyundai Stargazer di pabrik Hyundai Motor di Deltamas, Cikarang, Jawa Barat (21/7).
Pada 31 Agustus – 2 September 2022 kemarin PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) kembali mengajak sekitar 60-an awak media untuk merasakan sensasi mengendarai low MPV terbarunya ini di jalan raya.
Enggak tanggung-tanggung, rute yang dipilih lumayan jauh, yakni start dari Surabaya menuju Batu, Malang, Jawa Timur, kemudian keesokan harinya (1/9) kembali lagi ke Surabaya, lalu lanjut lagi menuju Solo, Jawa Tengah.
Bila ditotal, jarak tempuhnya sekitar 400-an kilometer lebih, dan ada 20 unit Stargazer tipe Prime yang dites saat itu.
Baca Juga: Hyundai Stargazer Silakan Isi Pertalite, Garansi Dipastikan Aman
Oiya, dari 20 unit Stargazer Prime tersebut ada beberapa yang jok baris keduanya model captain seat.
Jadi, captain seat di baris kedua ini merupakan opsional saat pembelian, termasuk pewarnaan two tone pada bodi.
“Bila ingin yang captain seat mesti nambah Rp 1 juta, sementara untuk two tone nambah Rp 1,5 juta,” papar Makmur, Chief Operating Officer PT HMID.
Oke lanjut, kalau soal performa, konsumsi bahan bakar, hingga handling dari low MPV terbaru Hyundai ini, sudah pernah kita bahas sebelumnya.
Kali ini Otomotifnet.com mau mengupas doal rasa berkendara mobil yang punya tagline “Bintang Baru Keluarga” ini saat dites jarak jauh dalam acara tersebut.
Saat duduk di jok driver, tester Otomotifnet.com yang punya tinggi badan 179 cm, memang tidak kesulitan dalam mengatur posisi duduk yang ideal.
Apalagi pengaturan jok selain bisa maju-mundur, juga ada setelan tinggi dan rendahnya. Ditambah pengaturan setir juga sudah tilt dan telescopic.
Baca Juga: Bikin Kaget, Segini Konsumsi BBM Hyundai Stargazer Bila Berkendara Santai
Namun yang dirasa cukup menggangu beberapa awak media yang ikut dalam acara media test drive Hyundai Stargazer ini, yaitu lay out dasbornya.
Terutama pada bagian frame meter cluster di depan setir yang dirancang tinggi untuk mengejar rata dengan frame head unit-nya.
Pasalnya untuk pengemudi yang terbiasa nyetir dengan posisi jok rendah, khususnya yang punya postur badan dengan tinggi kurang dari 170 cm, pandangannya ke arah ujung kap mesin agak terhalang frame tersebut.
Jadi, mau tak mau pengemudi harus mendongakkan badan ke depan, atau menyetel ketinggian jok pengemudi lebih naik, agar bisa memantau bagian depan mobil dengan baik.
Misalnya saat lagi mau parkir kendaraan di area yang sempit dan sebagainya.
Mengenai hal ini Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Iindonesia (HMID) menjelaskan.
“Menurut informasi yang saya dapatkan dari bagian R&D principal yakni HMC (Hyundai Motors Corpration), bagian frame meter cluster sengaja dirancang rata dengan head unit, agar secara psikologis pandangan bola mata pengemudi jadi tidak terlalu sering bekerja naik turun dalam memantau informasi pada kendaraan,” jelasnya.
Hal tersebut kata Bonar bertujuan agar tidak membuat mata jadi tidak cepat lelah atau cepat hilang konsentrasi.
“Sebenarnya desain seperti ini mengikuti desain dasbor IONIQ 5 dan Palisade, dan tidak ada keluhan di sana,” ungkapnya.
Baca Juga: Gak Nyangka, Hyundai Stargazer Bisa Seirit Ini Meski Diajak Ngebut
Namun terlepas dari itu, secara over all rasa berkendara Hyundai Stargazer tipe Prime ini terbilang cukup mengasyikkan.
Baik saat duduk di baris depan, tengah, maupun baris paling belakang. Lebih-lebih ketika jajal duduk di jok tengah yang model captain seat, serasa tengah naik mobl premium, hehehe..
Jok baris ketiganya pun termasuk masih cukup nyaman untuk orang dewasa.
Masih tersisa ruang kaki sedikit untuk pemilik postur jangkung 170-an cm.
Apalagi sandaran joknya bisa disetel agak rebah, meski tidak banyak.
Di baris paling belakang ini juga tersedia sebuah power outlet 12 Volt untuk kebutuhan mengisi daya baterai gadget kita.
Sementara di jok baris kedua terdapat dua buah slot USB. Hemm.. sipnya juga nih buat ajak keluarga besar plesiran.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR