Saat ini, pihaknya juga sudah membentuk tim yang terdiri dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Kementerian Kesehatan telah membentuk tim terdiri dari IDAI dan RSCM untuk penyelidikan dan penanganan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal," tutur Syahril.
Selain itu, Dirjen Yankes telah menerbitkan Keputusan Dirjen Yankes nomor HK.02.92/I/3305/2022 tentang Tatalaksana dan Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal.
Lebih lanjut, Syahril mengungkapkan, hingga kini belum ditemukan bakteri atau virus spesifik yang menyebabkan terjadinya gangguan ginjal akut.
"Hasil pemeriksaan laboratorium Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) tidak ditemukan bakteri atau virus yang spesifik," terangnya.
"Tambahan kasus bulan Oktober 3 anak, sehingga total 40 anak," kata dia.
IDAI menemukan kasus gangguan ginjal akut misterius pada 131 anak di Indonesia.
Terdapat beberapa gejala yang muncul dari gangguan ginjal akut misterius ini.
Mulai dari batuk pilek hingga muntah.
Setelah penderita beberapa hari mengalami batuk, pilek, diare, muntah dan demam, gejala selanjutnya adalah tidak bisa buang air kecil (BAK).
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR