Masih menurutnya, ada sejumlah aspek yang saat ini masih sedang terus didiskusikan dengan pihak PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), selaku BUP MLFF terpilih, bersama Pemerintah.
Selain memastikan pengembangan sistem dan konfigurasinya memenuhi standar kriteria pengembangan sistem MLFF terbaik.
Pemilihan teknologinya harus menjamin pelayanan jalan tol di Indonesia tetap andal, memenuhi unsur reliability, availability, maintainability serta safety.
Proses bisnis penerapan sistem MLFF ini harus memastikan 100% collectability atas tarif tol yang dibayarkan oleh pengguna jalan tol.
Adapun pengoperasian MLFF mengadopsi basis sistem Global Navigation Satellite System (GNSS), yang akan merekam data koordinat dan nomor polisi kendaraan pengguna jalan tol.
Baca Juga: Transaksi Tol Nirsentuh MLFF Digarap di 41 Ruas, Ujicoba Mulai 2022
Oleh karenanya harus didukung dengan penyiapan perangkat dan aturan hukum yang memadai.
Tidak hanya itu, hal tersebut juga harus ditunjang dengan proses edukasi dan komunikasi publik yang masif dan komprehensif kepada pengguna jalan tol.
Sebab bakal ada perubahan paradigma, soal cara bertransaksi tanpa henti dan nirsentuh di jalan tol.
“Sistem MLFF yang akan dipasang di seluruh jalan tol Indonesia harus memenuhi service level agreement terkait waktu dan ketepatan transaksi pengguna jalan tol,”
“Dan memastikan pengguna jalan juga harus terbebaskan dari biaya tambahan dengan adanya penerapan sistem MLFF ini,” tambah Kris, melalui keterangan tertulis kepada Otomotifnet.com (13/12/2022).
Baca Juga: Sempat Mati Suri, Bandara Kertajati Kini Bisa Diakses Tol Astra
Lebih lanjut, sebagai mitra Pemerintah, ATI memiliki visi dan semangat yang sama dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Yaitu dalam berbagai ikhtiar peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan tol.
Termasuk yang terkait dengan modernisasi sistem transaksi jalan tol, melalui pemanfaatan teknologi electronic toll collection.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR