Otomotifnet.com – Beberapa waktu lalu ada pertanyaan dari warganet soal bolehkah langsung mengganti cairan pendingin mobil yang sudah berumur 10 tahun bahkan 20 tahun, dari air biasa diganti pakai radiator coolant?
Sebenarnya pertanyaan senada sudah pernah kami ulas beberapa waktu silam.
Tapi tak ada salahnya kita bahas lagi kali ini agar pengetahuan kita makin bertambah.
Perlu diketahui, penggunaan air biasa buat radiator sebenarnya sangat tidak dianjurkan.
Baca Juga: Begini Ciri-Ciri Radiator Coolant Mobil Sudah Waktunya Diganti
Pasalnya, “Air lama kelamaan dapat menimbulkan korosi pada komponen logam di dalam saluran pendingin, termasuk aluminium,” bilang Almus Hidayat, Sales Manager PT Wealthy Indah Perkasa, produsen radiator coolant merek Wealthy.
Otomotifnet.com sendiri pernah melakukan eksperimen terhadap beberapa jenis air yang biasa dipakai buat radiator, mulai dari air PDAM, air suling atau hasil kondensasi AC, air mineral, hingga air isi ulang aki (botor biru).
Kesemua jenis air tersebut hanya dalam beberapa jam saja membuat logam besi yang dicemplungkan ke dalamnya muncul karat di permukaannya.
Sementara besi yang dicemplungkan ke dalam radiator coolant hingga sebulan lebih, tidak ada karat sama sekali.
Nah, dari situ bisa kita ambil hikmahnya bahwa penggunaan air biasa yang mungkin sudah bertahun-tahun, pastinya akan membuat komponen yang dilaluinya mengalami korosi.
Makanya sangat dianjurkan ketika kita mau mengganti cairan radiator dari air biasa menjadi coolant, periksa dulu kondisi komponen sistem pendinginnya.
Bahkan beberapa komponen sangat dianjurkan untuk diganti, karena usia pakai 10 tahun lebih itu membuat kekuatan dari komponen tersebut sudah menurun drastis.
“Yang jelas pipa-pipa dan slang radiator sebaiknya diganti baru, karena takutnya sudah korosi dan getas,” saran Suwandi, Service Advisor bengkel resmi Suzuki Sejahtera Buana Trada di Pulogadung, Jakarta Timur.
Baca Juga: Beli Mobil Bekas Radiator Masih Pakai Air Biasa, Jangan Langsung Ganti Coolant, Cek Dulu Bagian Ini!
Pasalnya kata Suwandi, bila langsung diganti pakai coolant, “Karatnya akan terkikis, jadi bocor deh,” jelasnya.
Termasuk periksa juga kondisi radiatornya untuk memastikan apakah saluran bagian dalamnya tersumbat atau alami korosi juga atau belum.
Bila masih aman, “Dibersihin atau ‘dikorok’ bagian dalamnya ke tukang radiator. Sekalian dicek ada bocor apa enggak,” tukas Wandi, sapaan akrabnya.
Nah, jika pipa dan slang radiator sudah diganti, serta radiatornya sudah dibersihkan dan tidak ada kebocoran, “Ganti thermostat dan tutup radiatornya sekalian,” saran Sumarno, punggawa Masmun Sukses Motor yang bermarkas di Solo, Jawa Tengah.
Sebab usia pakai 10 tahun kata Sumarno kinerja kedua komponen tersebut pasti sudah jauh menurun.
“Pernah tangani kasus thermostat sampai shaft tengahnya bengkok karena lama tidak pernah diganti,” tutur pria yang pernah jadi trainer mekanik di salah satu pabrikan Jepang ini.
Tujuan penggantian tersebut kata Sumarno agar sirkulasi cairan pendingin nantinya tidak bermasalah.
Jika semua sudah diganti, jangan lupa bersihkan juga tabung cadangan (reservoir) cairan pendinginnya.
Baca Juga: Rajin Ganti Radiator Coolant Tapi Mesin Masih Overheat? Bisa Jadi Ini Penyebabnya!
Kemudian masukan coolant baru, tapi mobilnya jangan langsung dipakai ya.
Sebaiknya lakukan flushing saluran pendinginnya terlebih dulu menggunakan chemical radiator flush, agar jalur yang dilalui coolantnya benar-benar bersih dari sisa-sisa kotoran atau endapan terdahulu.
Baru deh setelah itu buang coolant yang tadi dipakai flushing, kemudian masukin lagi coolant baru.
“Memang butuh volume coolant yang lebih banyak, tapi hasilnya nanti jadi lebih maksimal dan aman,” tukas Almus.
Nah, udah pada tahu kan proses penggantiannya. Selamat mencoba!
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR