Beberapa mobil matik ada juga yang disematkan fitur tiptronic, untuk mengoperasikannya, bisa melalui paddle shift di balik kemudi, atau melalui tuas transmisi.
Dengan fitur tiptronic, pengemudi bisa merasakan sensasi mengemudi mobil manual dengan menambahkan (+) dan menurunkan (-) gigi dengan memilih rpm yang tinggi.
Namun terlalu sering menggunakan tiptronic secara agresif, dapat berdampak pada komponen kampas kopling matik yang lebih aus.
Lebih buruknya lagi, bila penggunaan yang terlalu agresif, bukan hal yang tidak mungkin kalau umur transmisi matik akan lebih pendek.
5. Menderek dengan Cara yang Salah
Tidak seperti mobil dengan transmisi manual, mobil matik tidak disarankan untuk didorong, karena bisa merusak sistem transmisi.
Ini karena sistem transmisi juga bekerja pada saat mesin mobil dalam keadaan hidup, saat mesin mobil, pompa hidrolik tidak bekerja dengan begitu sistem transmisi tidak terlumasi oli.
Dalam keadaan darurat seperti mobil mogok dan harus segera dipinggirkan, pastikan tuas transmisi di posisi N.
Jika mobil matik mengalami masalah dan tidak bisa melanjutkan perjalanan, lebih baik menghubungi car carrier atau derek gendong untuk dibawa ke bengkel.
Boleh juga menderek mobil bukan gendong, asalkan memakai roda tambahan, dengan begitu roda mobil tidak langsung menapak ke tanah.
6. Menahan Rem pada Gigi D yang Terlalu Lama
Pada saat mobil berhenti di traffic light dalam waktu yang lama, disarankan untuk memindahkan tuas transmisi ke N.
Jika terlalu lama, kurang lebih 30 detik membiarkan tuas transmisi di D saat berhenti, oli transmisi akan panas, oli yang panas akan mengurangi performa transmisi matik.
Lain halnya kalau hanya berhenti sebentar seperti di kemecatan, mobil matik modern sudah mempunyai torque converter clutch canggih, ketika direm posisi tuas masih di D, tenaga yang disalurkan berkurang secara signifikan, sehingga mesin tidak terlalu bergetar atau stall.
Baca Juga: Penanganan Girboks Mobil Matik Overheat di Jalan, Biarkan Mesin Tetap Nyala
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR