Konsep mesin andalan Ronin disesuaikan dengan motornya yang beraliran retro modern, makanya masih berpendingin udara dengan sirip-sirip lebar dan ukuran keseluruhan terlihat besar. Kesannya seperti mesin motor lawas.
Namun, tetap ada unsur masa kini, setidaknya isi kepala silinder sudah 4 klep meski masih SOHC. Dan untuk membantu pendinginan ada tambahan oil cooler. Unsur modern tentunya karena sudah pakai pasokan bensin injeksi.
Kapasitas mesinnya 225,7 cc didapat dari bore x stroke square, yaitu 66 x 66 mm.
Rasio kompresinya sedang, 10,14:1. Klaim tenaga maksimal biasa saja, hanya 20,2 dk di putaran mesin 7.750 rpm, sedang torsi maksimalnya tergolong besar, 19,93 Nm di 3.750 rpm.
Seperti apa karakternya? Kesan pertama ketika dinyalakan suara mesinnya termasuk senyap, sedang suara knalpotnya bulat dan ngebass, kesannya terdengar empuk, berkelas dan berwibawa.
Nah kalau karakter tenaga dan torsi ternyata secara garis besar sesuai konstruksinya yang square, cenderung rata dari bawah sampai atas.
Dan karena langkah pistonnya panjang, putaran mesin maksimalnya memang tak begitu tinggi.
Rata dalam artian di putaran bawah, tengah dan atas terasa sama enaknya, tak ada bagian yang menonjol seperti halnya mesin overstroke atau overbore.
Pada tarikan awal, mulai 2.000 rpm dorongan torsi sudah terasa padat berisi, sehingga buat jalan santai baik di jalan datar, tanjakan atau stop & go di kemacetan, enggak ada kendala berarti. Enteng saja!
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR