Otomotifnet.com - Negeri tercinta Indonesia sejak lama dipandang sebagai pasar yang seksi bagi brand-brand otomotif dunia.
Tak heran, merek-merek mobil dan motor telah mengaspal di tanah air.
Terlebih belakangan ini, makin banyak merek otomotif asal China yang menyerbu pasar mobil dan motor, mayoritas menyuguhkan kendaraan elektrifikasi.
Tentunya bagus, semakin banyak investasi otomotif yang masuk akan menciptakan banyak lapangan kerja.
Yups, industri otomotif Indonesia merupakan pilar penting dalam industri manufaktur nasional.
Merujuk data Kementerian Perindustrian di tahun 2022, tercatat ada 22 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, dengan nilai investasi mencapai Rp 99,16 Triliun.
Kapasitas produksinya mencapai 2,35 juta unit per tahun. Serta menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 ribu orang, dan lebih dari 1,5 juta orang bekerja di sepanjang rantai pasok industri otomotif.
Bukan hanya itu, Indonesia saat ini merupakan negara dengan total populasi tertinggi keempat dunia. Yaitu populasinya tembus 278 juta jiwa, alhasil Indonesia dibidik bukan sebagai “big market” tetapi “huge market”.
Betul, pasar otomotif di Indonesia bukan hanya gede, tapi gede banget.
Baca Juga: Harga Mobil Hybrid Bakal Lebih Murah Kalau Ini Terjadi, Begini Kata Kemenperin
Menyadari bahwa posisi Indonesia sebagai pasar raksasa berbagai komoditas, termasuk bagi industri otomotif.
Pemerintah Indonesia pun bersikap dengan mewajibkan brand otomotif yang masuk, wajib investasi jangka panjang.
Sehingga tak hanya jualan di tanah air saja, namun punya komitmen untuk mengembangkan industri otomotif nasional.
Tak masalah mereknya dari luar, setidaknya aktivitas industri otomotif berada di Indonesia yang berdampak positif pada nilai tambah.
Diharapkan Indonesia bukan hanya konsumen, tapi terus menjadi produsen otomotif dunia. Sungguh betapa seksinya pasar mobil dan motor nasional bagi merek-merek otomotif global.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR