Kembali pada 4 mode berkendara, pada mode NORMAL untuk situasi umum berkendara biasa, komputer mengatur kontrol traksi secara otomatis pada level 3 (menengah), yang artinya komputer masih mengizinkan roda untuk spin, sebelum akhirnya sistem mengambil alih agar traksi tetap terjaga.
Lalu untuk respons AYC-nya di level 1, respons akselerasi (mesin dan transmisi) di level 3, serta bobot setir di level 3.
Saat disetel di mode WET dan kondisi hujan, ada percaya diri yang lebih baik saat mesti bermanuver melewati genangan air maupun permukaan aspal yang basah saat hujan.
Mitsubishi bilang kalau saat mode WET diaktifkan, kontrol traksi diatur pada level 4 yang artinya komputer lebih banyak mengintervensi untuk mengurangi slip roda sehingga membantu ketika bermanuver.
Kemudian AYC di level 4 untuk meminimalkan understeer, respons throttle diturunkan ke level 1,5 agar mobil tidak menjadi liar saat melintasi jalanan basah. Bobot setir juga disetel lebih berat untuk memberikan rasa nyaman kepada pengemudi.
Sedangkan Active Yaw Control (AYC) juga akan mengatur perputaran roda, sehingga mobil tetap berada di bawah kontrol pengemudi.
Pada mode Gravel, kontrol traksi di level 1 yang artinya komputer mengizinkan roda Mitsubishi XFORCE lebih banyak spin, lalu AYC di level 3, respons akselerasi di level 2, dan bobot setir di level 4.
Tujuannya tak lain agar pengemudi tidak berlebihan dalam membelokkan setir sehingga mobil tetap terkontrol.
Terakhir pada mode lumpur alias Mud, kontrol traksi di level 1, AYC dinonaktifkan, respons akselerasi di level 1, dan bobot setir ada di set normal alias level 3.
Ini disebut menjadikan XForce lebih leluasa dikendarai di trek dengan sedikit berlumpur.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR