Otomotifnet.com - Para pemilik kendaraan bermotor, baik mobil maupun motor, wajib memahami aspek perawatan ban, terutama ancaman penyakit fatal yang dikenal sebagai Ozon Crack.
Ironisnya, penyakit ini justru sering menyerang kendaraan yang jarang digunakan atau lama terparkir.
Baca Juga: Wajib Tahu! 4 Tips Merawat Ban Serep Mobil Agar Selalu Aman Dipakai
Ada dua faktor utama yang mempercepat kerusakan ini:
- Tekanan Statis Berlebihan, saat terparkir dalam waktu lama, beban kendaraan terkonsentrasi secara tidak merata pada satu titik di telapak ban, menyebabkan perubahan bentuk (deformasi) dan tekanan berlebih pada area tersebut.
- Keretakan Akibat Oksidasi, fenomena ozon crack adalah keretakan yang muncul pada dinding dan permukaan karet ban akibat reaksi kimia dengan ozon di udara. Kondisi ban yang diam dan tidak mengalami lentur (fleksi) selama pemakaian normal membuatnya lebih rentan terhadap proses oksidasi dan pengeroposan material karet ini, yang pada akhirnya dapat mengurangi umur pakai dan membahayakan keselamatan berkendara.
Fenomena ozon crack (keretakan pada karet ban) seringkali berakar pada penggunaan kendaraan yang tidak rutin, namun penyebabnya jauh lebih kompleks daripada sekadar didiamkan.
Baca Juga: Mobil Manual Terobos Banjir? Siap-Siap Hadapi Risiko Kerusakan Ini
Kerusakan ini dipicu oleh kombinasi faktor lingkungan, yaitu paparan kelembaban yang bertemu panas, yang secara sinergis meningkatkan proses kimiawi dan oksidasi antara material karet dengan ozon di udara.
Awalnya, retakan ozon ini mungkin hanya terlihat pada permukaan luar ban.
Namun, tanpa penanganan, keretakan ini cepat atau lambat akan menyebar dan merusak seluruh struktur ban, termasuk bagian dinding samping.
| Editor | : | Grid |
KOMENTAR