Bukannya mengantre, mereka justru memberhentikan motornya di samping pengendara motor lain yang juga sedang mengisi bensin.
Padahal, di belakang pengendara motor yang sedang mengisi Pertalite sudah mengantre 2-3 orang.
Pengendara motor yang memotong antrean ini pun kemudian terlibat cekcok atau adu mulut dengan pengendara motor lainnya.
"Terus dilerai dan segala macem dan dibawa ke polsek," ungkap Taufiq.
Taufiq menambahkan, pengeroyokan tersebut juga melibatkan beberapa orang dari luar SPBU.
Mereka tidak hanya memukul, tetapi juga menendang dan mengejar pengendara motor belagu memotong antrean
Taufiq menegaskan pengeroyokan di SPBU Kupang murni karena persoalan antrean.
Agar peristiwa serupa tidak terulang, ia meminta pengendara yang mengisi BBM untuk mengantre sesuai lajur yang sudah disiapkan.
Khusus untuk pengendara yang membeli BBM nonsubsidi, seperti Pertamax, mereka diberi kesempatan untuk tidak perlu mengantre bersama pengendara lain yang mengisi Pertalite.
Taufiq mencontohkan, jika ada antrean Pertalite, pengendara yang ingin membeli Pertamax bisa langsung ke lajur sebelahnya bila masih kosong.
"Konsumen yang ngisi Pertalite tetep antre, yang ngisi Pertamax bisa langsung ke depan buat diisiin," jelas Taufiq.
Baca Juga: Pembeli Pertamax Busung Dada, Pertamina Perbolehkan Serobot Antrean Pertalite Dengan Syarat Ini
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR